Mainan Umbul
Untuk teman-teman yang lahir pada tahun 70-80 han atau boleh
dibilang sebagai “generasi jadul” tentu masih ingat mainan yang satu
ini, mainan dari kertas bergambar dalam bentuk frem per frem ini dahulu sangat populer
sekali. Seperti yang penulis alami kala masih anak-anak dulu. Sekedar bernostalgia
maka kali ini penulis ingin mengangkat mainan umbul dalam blog ini. he, he.
Umbul tema tokoh Wayang (foto repro GK)
Asal Usul Umbul :
Umbul
adalah sebuah mainan bocah tempoe doeloe berupa gambar yang mungkin
keberadaannya sekarang sudah dimakan zaman, dalam artian sudah tidak ada alias al-marhum “ wis ora
ono ambune “ . Tidak ada catatan resmi asal dari mainan umbul ini, menurut
cerita orang tua penulis yang kini sudah kakek dan nenek, umbul ini dulu mainan
orang-orang cina peranakan, dan umbul
ini katanya sudah ada sejak zaman Jepang kala menjajah Indonesia tahun 40 an. Itu
artinya keberadaan umbul sudah ada sejak lama .
Umbul ini dahulu dicetak
dalam dua model, model kecil dan model besar. Model kecil berisi 50 frem dengan
masing-masing frem berukuran kurang lebih 3x4 cm. Dicetak berwarna diatas
kertas karton putih agak tipis dan dibaliknya kosong tanpa ada cetakan, alias
polos. Sedangkan model besar berisi 36 frem, masing-masing frem berukuran 4x6
cm. Dicetak berwarna diatas kertas karton agak tebal dan dibaliknya terdapat cetakan
lagu-lagu jadul semisal lagunya Rafika
Duri, Bob Tutupoly, Rhoma Irama dll.
Masing-masing
frem gambar biasanya diberi nomor urut dalam lingkaran kecil dipojok atas kalau
nggak di kiri ya di kanan, dan biasanya lagi dibawahnya terdapat teks yang
menjelaskan maksud gambar tersebut secara berurutan. Tema dari umbul ini
biasanya tema-tema film yang lagi laris di pasaran, semacam Batman dan Robin,
Rin tin tin, dan tokoh-tokoh hero yang lain. Ada juga tema umbul mengambil
nama-nama buah, sayuran, tokoh pewayangan dll.
salah satu umbul tema tokoh hero (foto repro)
Umbul
baru dari toko ini dahulu waktu penulis masih anak-anak dibawah umbul tercetak
logo GK dengan gambar gunung yang sedang meletus, yang dikandung maksud umbul
ini cetakan dari penerbit dan percetakan “ Gunung Kelud “ yang beralamatkan
di Jalan Kedung Doro No. 28 Sawahan Surabaya. Umbul ini dahulu untuk
model kecil seharga 10 rupiah sedangkan umbul model besar seharga 25 rupiah,
ini harga di tahun 70 an. Penulis kecil dahulu mempunyai ribuan umbul ini, baik
dari hasil membeli atau menang umbul. Umbul-umbul ini di kareti dengan gelang
karet biar tidak tercecer, dan umbul yang sudah terpotong ini biasanya
tercampur dengan tema-tema yang lain, ada yang baru dan ada yang sudah lusuh. Bahkan
penulis kala itu mampu menjualnya kembali kepada teman-teman sepermainan untuk
dimainkan dengan harga lebih rendah dari pada harga umbul baru.
Cara memainkannya :
Umbul
baru atau hasil membeli dari toko ini masih berupa lembaran, untuk memainkannya
harus melalui digunting terlebih dahulu, mengguntingnya ini biasanya ditempat
alur gunting yang telah disediakan. Sehingga umbul yang telah terpotong ini
menjadi potongan-potongan per frem dan siap dimainkan.
Untuk
memainkan umbul ini biasanya ada dua sampai tiga pemain, masing-masing pemain
menyediakan satu umbul yang dijadikan jagoan, dalam bahasa jawa terkenal dengan
sebutan “Gacuk”. masing-masing gacuk ini kemudian di kumpulkan
dengan gacuk-gacuk peserta yang lain, kemudian gacuk-gacuk ini dicepit jari
tangan dan dilempar ke udara, dalam bahasa jawa terkenal dengan sebutan di “umbulno”
dari kata umbul yang berarti di lempar. Dari bahasa diumbulno inilah nama
mainan ini terkenal dengan nama “Umbul”.
Gacuk-gacuk atau jagoan dari
masing-masing peserta ini setelah dilempar ke atas/udara, gacuk ini akan jatuh
berhamburan ke tanah, barang siapa yang gacuknya telungkup ( mengkurep/gambarnya
tidak kelihatan ) berati dia kalah, sedangkan gacuk yang jatuhnya terlentang ( mlumah/gambarnya
kelihatan ) berarti dia yang menang. Bila pesertanya tiga berarti ada dua gacuk
yang mlumah, berari dua gacuk yang yang mlumah tadi harus di lempar lagi,
mungkin salah satunya ada yang tengkurap dan satunya terlentang, kalau
kedua-keduanya tengkurap/ mengkurep maka
permainan umbul dimulai lagi sampai ada satu pemenang. Peraturannya barang
siapa yang kalah berarti memberi umbul cadangan “ jondo “ kepada pemain
pemenang sesuai dengan kesepakatan awal dalam membayarnya, baik satu-satu, atau
dua dua dan seterusnya, bila pemainnya tiga berarti pemenang mendapatkan umbul
dari dua peserta yang kalah.
Main curang :
Adakalanya
pemain umbul ini main curang dengan jalan mengelem dua buah gacuk yang sama
gambarnya, karena kedua sisi nya ada gambarnya yang sama, maka pemain curang
biasanya menang karena gacuknya selalu terlentang terus. Main curang ini kalau
ketahuan pemain yang lain akan berakibat pertengkaran. Selain mengelem gacuk
umbul, adalagi cara curang yang dipraktikkan, diantaranya adalah dengan melentingkan
gacuk dan menempelkan sabun pada sisi luar gacuk yang tidak ada gambarnya.
Umbul tema buah-buahan (foto repro)
Tak sengaja :
Kenangan
mainan umbul ini terlintas secara tak sengaja, gara-gara penulis membongkar
almari perpustakaan pribadi yang lama tak pernah dibersihkan dan kebetulan
disitu masih terdapat beberapa buku pelajaran waktu penulis masih anak-anak. Diantara
buku-buku lama itulah di salah satu halaman tengahnya terselip umbul model kecil yang belum
terpotong dan kedaannya terlipat rapi. Dari buku lama ini pula kenangan lama
penulis terkuak begitu saja, seakan penulis terlempar empat puluh tahun yang
lalu dengan segala kenangan lucu yang tak mungkin penulis temukan pada saat
sekarang ini. ya umbul yang kini tinggal namanya saja, umbul yang terekam manis
dalam kehidupan penulis.
andaikan dicetak ulang diprmosikan sebagai barang kenangan
BalasHapushttps://www.facebook.com/groups/356558791105535 mari bernostalgia
BalasHapus