Singobrojonoto
Sesepuh Desa Bulumanis lor
Realitas Fisik Desa Bulumanis lor :
Desa Bulumanis lor merupakan salah satu desa yang
berada di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Desa ini
terletak di bagian pesisir utara Kecamatan Margoyoso. Desa Bulumanis lor
termasuk desa kategori menengah di bidang ekonomi, namun dari segi pendidikan
desa Bulumanis lor termasuk desa yang cukup maju.
Desa Bulumanis lor merupakan salah satu desa yang
terletak di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati yang berbatasan dengan
wilayah sebagai berikut :
-
Sebelah utara :
Desa Cebolek Kecamatan Margoyoso
-
Sebelah Timur :
Laut Jawa
-
Sebelah selatan : Desa Bulumanis Kidul Kecamatan
Margoyoso
-
Sebelah barat :
Desa Cebolek Kecamatan Margoyoso
Realitas Sosial :
Masyarakat Desa Bulumanis lor merupakan masyarakat
yang heterogen. Hal ini ditandai dengan anekaragam mata pencarian penduduk, mulai dari petani
sawah dan tambak, buruh tani, pedagang, pegawai, guru, pengusaha, jasa dan lain
sebagainya.
Desa Bulumanis lor merupakan desa agraris, karena
sepertiga bagian wilayah Desa Bulumanis lor adalah sawah dan tambak. hal ini
terbukti hampir separo penduduk desa Bulumanis lor bermata pencarian sebagai
petani tambak dan sawah. sehingga kalau hasil pertanian dan tambak jatuh, maka
dapatlah diartikan jatuh pula ekonomi (daya beli ) masyarakat Desa Bulumanis
lor.
Meskipun dari segi ekonomi masyarakat Desa Bulumanis lor kurang berkembang,
namun masyarakat Desa Bulumanis lor sudah banyak yang berfikir maju baik segi
pendidikan, kebudayaan, peribadatan dan lain-lain.
Kegiatan keagamaan dan pendidikan pun sangat maju dan di kelola dengan baik pula diantaranya terdapat 1 masjid yang
cukup megah berlantai II, 9 mushola, 1 Taman Kanak-kanak Islam, 1 TPQ, 1
Madrasah Ibtidaiyah, 1 Madrasah
Tsanawiyah dan 1 Sekolah Dasar Negeri.
Setting Budaya Sosial :
Masyarakat Desa Bulumanis lor merupakan masyarakat
yang kompleks, kaya dan miskin merupakan suatu hal yang biasa, namun
masyarakatnya masih menjunjung nilai-nilai norma kesusilaan, kesopanan, saling
hormat menghormati , tolong- menolong dan norma-norma lain yang berlaku di
masyarakat.
Seperti masyarakat
pedesaan pada umumnya, penduduk Desa Bulumanis lor masih memegang adat istiadat
Jawa yang diakulturasikan dengan ajaran agama Islam. Hal ini terlihat dalam
masyarakat ada acara-acara keluarga seperti : mitoni,mitung dino, matang puluh,
nyatus, nyewu dan lain-lain.
Masyarakat Bulumanis
lor juga masih mempunyai kebersamaan dalam bermasyarakat, hal ini dapat dilihat dalam kegiatan membangun rumah
model sambatan ( menolong ikut kerja bhakti tanpa di beri imbalan), lebotan (
ikut kerja disawah tanpa digaji bersifat gantian ) .
Asal usul Singobrojonoto :
Singobrojonoto adalah sebutan
seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai cikal bakal desa Bulumanis lor, keberadaannya
begitu sentral bagi warga desa Bulumanis lor. Singobrojonoto hidup kira-kira
tahun 1680 an – 1710 an, atau boleh dikata Singobrojonoto hidup seangkatan
dengan Mutamakkin, seorang ulama besar dan wali di desa Kajen Margoyoso, ini dapat dirunut
ketika Mutamakkin mendarat setelah dimuntahkan dari perut ikan mladang di
pantai Bulumanis kala itu, Mutamakkin
konon di tolong oleh beberapa penduduk setempat dan menetap di desa Bulumanis
lor beberapa hari. Ketika Mutamakkin menetap inilah beberapa versi sejarah
menceritakan Singobrojonoto ini menjenguk dan sekaligus ikut berguru dan
berdiskusi tentang ilmu agama, sosial dan tata kelola desa.
Cungkup Pusara Singobrojonoto di pemakaman umum desa Bulumanis lor
Singobrojonoto ini menurut sejarah
mempunyai seorang adik laki-laki yang bernama Singobarong yang
kini keberadaannya di makam di desa Dukuhseti Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Singobrojonoto
ini menurut cerita dari orang tua penulis dan orang tua penulis juga mendapat
cerita dari mbah-mbah terdahulu, kalau dilihat dari namanya ada dua skenario
yang penulis jadikan acuan :
-
Bukan tokoh asli dari
Bulumanis lor :
Gelar Singo biasanya disandangkan kepada bangsawan dari
daerah Ponorogo atau Kediri di Jawa timur berdasar kedikdayaan dan kekuatannya.
Menurut gelar ini dapatlah dikatakan Singobrojonoto adalah tokoh pendatang yang
datang ke Bulumanis lor.
-
Tokoh asli Bulumanis lor
:
Nama
Singobrojonoto kalau diartikan menurut cerita para orang tua terdahulu , Singo
berarti galak, tegas, berprinsip, bervisi. Brojo ( ada yang
mengatakan Projo )berarti generasi, masyarakat, penduduk. Noto
berarti menata, mengatur,membuat. Bila diartikan bersama berarti “orang yang tegas dan bijaksana dalam mengatur
masyarakat”.
Sangatlah dimaklumi bila ada
sebagian orang yang berpendapat bahwa Singobrojonoto adalah kepala suku masyarakat
Bulumanis lor atau bisa dikata Singobrojonoto adalah sesepuh yang dituakan bagi
masyarakat Bulumanis lor kala itu berkat kepiawaiannya dalam mengatur tata
kehidupan masyarakat Bulumanis lor. Kemudian siapa istri dan anak-anak
Singobrojonoto ? sampai saat ini tidak ada sejarah atau pakem atau apalah yang
bisa dijadikan acuan, sehingga keberadaan silsilah Singobrojonoto ini tak
satupun penduduk desa Bulumanis lor yang mengetahui, tahunya adalah
Singobrojonoto adalah sesepuh dan cikal bakal desa Bulumanis lor.
Penulis kadang juga merasa heran,
mengapa orang-orang tua terdahulu kok tidak ada satupun yang menulis sejarah
tentang Singobrojonoto ?. kalaupun ada yang tahu, karena tidak ditulis atau tak
pernah dipublikasikan ke umum, sehingga sebagai generasi penerus seangkatan
orang tua penulis banyak yang tidak tahu sejarah tentang Singobrojonoto ini,
apalagi seumur penulis.
Singobrojonoto dan sendang SOPO :
Didesa
Bulumanis lor tepatnya di RT. 01/04 terdapat sebuah sendang ( telaga ) yang
bernama “ sendang Sopo “. Sendang sopo ini dulu ketika penulis masih
anak-anak sering dipakai untuk mencuci pakaian, memancing, berenang, dan
berwisata lokal desa Bulumanis lor. Sendang sopo ini ada kaitan sejarah dengan
Singobrojonoto dan adiknya yang bernama Singobarong yang berada di Dukuhseti
Tayu. Konon Singobrojonoto setelah mantap tinggal di Bulumanis lor dan adiknya
Singobarong yang berkeinginan merantau di daerah lain ( Dukuhseti ) merasa kesepian
berpisah dengan saudara. Untuk mengingat dan menjaga tali silaturahim kedua
kakak beradik ini sepakat membuat sumur yang satu berada di Bulumanis lor dan
yang satunya berada di Dukuhseti, sumur ini didalam bumi terdapat saluran yang
menghubungkan kedua sumur ini, sehingga keterkaitan air ini menjadi penyambung
emosi kedua kakak beradik ini, padahal antara Bulumanis lor dengan Dukuhseti berjarak
sekitar 17 Km. Sumur yang telah berubah
menjadi sendang inilah di beri nama “ SOPO “, yang mengandung arti sopo berarti
disapa, ditengok atau diziarahi.
Sendang Sopo di siang hari
Waktu
penulis masih kecil hal-hal ganjil yang tidak masuk akal sering dijumpai di
sendang sopo ini, diantaranya adalah terjadinya perubahan air sendang, yang
semula bening tiba-tiba berubah keruh seperti air banjir. Konon kenapa air di
sendang tiba-tiba berubah ? ini tak lain di desa Dukuhseti terjadi hujan dan
banjir, sehingga airnya sampai juga di sendang sopo di Bulumanis lor. Begitu sebaliknya,
bila di Bulumanis lor terjadi hujan dan banjir, sendang yang ada di Dukuhseti juga
mengalami keruh seperti banjir.
Tidak
hanya itu disendang sopo menurut cerita orang tua penulis dulu di sendang sopo
dihuni oleh beberapa mahluk halus yang tak terlihat oleh mata, diantaranya yang
paling disebut-sebut masyarakat Bulumanis lor adalah mahluk halus yang bernama “Ubel”.
Ubel ini adalah mahluk halus berbentuk seperti ular tetapi badannya lebar dan
pipih, ubel ini biasanya akan meminta tumbal seorang anak yang kebetulan
berenang di tengah sendang dan tenggelam di tenggelamkan sang ubel tersebut
sampai keesokan harinya, konon dulu sendang sopo banyak menelan
korban-korbannya.
Penulis
dulu sering protes kepada orang tua gara-gara si Ubel tersebut, kalau penulis
berenang dan ketahuan orang tua, pasti ujung-ujungnya akan kena marah
habis-habisan, mengingat sendang sopo termasuk salah satu sendang yang
dikeramatkan bagi sebagian besar masyarakat Bulumanis lor, sehingga tidak boleh
dikencingi, dikotori, atau dipakai hal-hal yang tidak baik.
Sendang Sopo riwayatmu kini :
Sendang
sopo saat ini keadaannya sangat mengenaskan sekali, seiring dengan laju
kepadatan penduduk disekitar sendang, dan juga hilangnya mitos-mitos yang tidak
masuk akal. Sendang sopo yang dulu di keramatkan, dan dirawat sebagai bahan
baku air untuk keperluan mencuci dan mandi. kini berubah fungsi menjadi tempat
pembuangan air limbah dari rumah tangga sekitar sendang, air yang dulu jernih
bersih mengalir, kini berubah menjadi kehitaman dan berbau, sumber air yang
dulu mengalir dengan derasnya, kini seakan sendang sopo kehilangan fungsinya
sebagai sumber air, diperparah dengan aneka sampah yang sengaja dibuang oleh
warga sekitar menambah dangkal dan luas sendang menjadi sempit. Legenda keindahan
sendang sopo kini berubah menjadi kubangan air limbah yang menghitam.
Sendang sopo yang telah menghitam
Singobrojonoto dan kesenian barongan :
Ada
fenomena yang dianut turun temurun oleh masyarakat kelas abangan, sehubungan
dengan kesenian barongan, ada mitos yang mengatakan bahwa Singobrojonoto dulu
mengagumi kesenian barongan, sehingga kalau ada upacara bersih desa (sedekah
bumi) panitia yang menangani sedekah
bumi ini selalu nanggap ( mendatangkan ) barongan, bila tradisi nanggap
barongan ini ditiadakan pastilah ada bencana pagebluk, pagebluk adalah matinya
warga desa Bulumanis lor beriringan satiap hari ada orang yang mati selama
kurang lebih 1-2 minggu. Ini dipahami oleh warga abangan sebagai bentuk
murkanya Singobrojonoto atas kesalahan anak-anak cucunya yang tidak nanggap
kesenian barongan.
Fenomena
ini kadung dipercaya turun temurun oleh warga abangan desa Bulumanis lor,
sehingga sampai sekarang acara sedekah bumi tak lepas dari naggap barongan
tersebut. Menurut sebagian masyarakat golongan tua yang mengerti sejarah nanggap
barongan itu bukan berawal dari kesenangan Singobrojonoto, melainkan dahulu ada
orang kaya (penulis lupa namanya) yang
kebetulan abangan pula, punya hajat menghitankan anaknya dan menaggap barongan,
dari sini ternyata kesenian barongan mendapatkan hati bagi sebagian masyarakat
desa Bulumanis lor, maka nanggap kesenian barongan ini berlanjut sampai saat
ini.
Penulis
sampai saat ini statusnya masih sebagai panitia acara sedakah bumi sekitar 15
tahunan sampai sekarang, kebetulan sebagian besar panitia dihuni oleh
orang-orang yang boleh dikata taat beragama ( bukan pamer lho ! ), pernah
membuktikan apakah benar mitos kalau tidak nanggap barongan akan ada pagebluk ?
ternyata, panitia pernah di tahun 2005 tidak nanggap barongan, dan ajaib,
ternyata juga tidak terjadi apa-apa, padahal kala itu kalau dikatakan kualat
mestinya yang kualat dulu kan panitia, ternyata juga tak terjadi apa-apa. Meski
kala itu panitia mendapat kritikan pedas dan olok-olokan dari kaum yang kadung
percaya dengan mitos pagebluk.
Kesenian
barongan saat ini telah mengalami metamorfosa dalam berkesenian, dulu kesenian
barongan berisi hanya banyolan dan saru-saruan yang tidak mendidik, kini
kesenian barongan lebih menonjolkan atraksi-atraksi yang menarik, semisal jaran
kepang makan beling, makan padi dan atraksi-atraksi yang lain, disaat orang
sudah mapan dalam beragama, kesenian barongan kini telah diisi dengan
sholawatan dan ajaran-ajaran adi luhung bangsa. Sehingga panitia saat ini masih
menanggap barongan sebagai bentuk apresiasi terhadap pelestarian budaya bangsa
dan bukan alasan takut kualat dengan Singobrojonoto. Sebab kalau tidak
ditanggap kesenian barongan ini akan hilang dan artinya sejarah kesenian
barongan akan lenyap dari bumi pertiwi tercinta ini.
Nguri-Nguri warisan leluhur :
Singobrojonoto
yang telah wafat dan tidur panjang ini dimakam disebuah cungkup (bangunan rumah
)yang cukup besar di tengah-tengan makam/kubur desa Bulumanis lor , cungkup ini
dibagi menjadi dua kamar atau bilik, bilik satu sebagai pusara Singobrojonoto
dan tempat peziarah, sedangkan bilik kedua dipakai untuk kegiatan umum seperti
:
-
Khataman Al-Quran
binnadzor/ bilghoib.
-
Tempat “ Manganan “ (
syukuran ), manganan dari kata mangan yang berati makan, biasanya warga desa
Bulumanis lor yang punya hajat terkabul atau akan punya gawe/ hajat biasanya
sehari menjelang hajatan entah itu ngunduh mantu atau khitanan akan menyelenggarakan
manganan ini, yang berupa nasi satu dunak (wadah menyerupai embor terbuat dari
anyaman bambu) dan lauk pauk satu ekor ayam utuh bumbu santan. Ada juga yang
mengunakan lauk pauk dari kambing yang disembelih di sekitar makam. Tradisi ini
turun temurun yang diakulturasikan dengan ajaran islam yaitu shodaqoh memberi
makan bagi warga sekitar makam. Manganan ini biasanya didahului dengan nyekar
(menabur bunga di pusara) Singobrojonoto oleh juru kunci makam dilanjutkan
dengan menbaca tahlil bersama-sama. Setelah acara tahlil selesai acara manganan
berlanjut ke inti acara yaitu memakan bersama-sama nasi manganan tersebut.
-
Tempat khalwat ( tapa ),
biasanya orang-orang yang berkhalwat di bilik ini adalah orang orang yang
sedang nglakoni/menjalani ritual tertentu. Biasanya para calon yang kepingin
nyalon kepala desa sekedar mencari wangsit atau kalau beruntung bisa melihat
syukur-syukur ketiban pulung mendapatkan tongkat komando dari petinggi
Wonojoyo, petinggi pertama Desa Bulumanis lor (baca juga entri kepala desa Bulumanis
lor dari masa-ke masa).
Juga biasanya
bagi orang-orang yang ingin mendapatkan ketenangan batin.
Sisi dalam bilik utama cungkup Singobrojonoto
Peringatan Houl Singobrojonoto :
Singobrojonoto
ini juga diperingati setiap tahunnya ( houl ) oleh warga masyarakat desa
Bulumanis lor, peringatan houl ini biasanya diperingati setiap tanggal 10,11
dan 12 Rabiul awal, berbarengan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
dengan rentetan acara tahtiman Al-Quran binnadzor putra-putri, tahtiman
Al-quran bilghoib, festifal rebana, tahlil umum, karnafal marching band, pengajian umum, ganti dan lelang luwur (
slambu penutup pusara )dan manaqiban penutup acara.
Pusara Singobrojonoto
Destinasi Wisata religi :
Makam
Singobrojonoto ini kecuali diziarahi bagi masyarakat desa Bulumanis lor setiap
kamis sore dan jumat, juga sering diziarahi dari pendatang luar daerah yang
masih ada kaitan kekeluargaan dan kekerabatan dengan masyarakat Bulumanis lor. Baik
itu yang sudah berkeluarga di Jakarta, Bandung, Semarang dan kota-kota besar
lainnya di Indonesia.
Mbah Singobrojonoto kuwi leluhurku pak.
BalasHapusngaku-ngaku gak mau ziarahi ! he-he
HapusJika Ingin Mengetahui silsilah Singobrojonoto, silahkan Hub Koenarso AS [0878 3114 5147]
HapusPak Narso mantan Kepala Sekolah SDN I Tunjungrejo?
BalasHapusMantrepc
BalasHapusSEKEDAR KOREKSI
BalasHapusDesa Dukuhseti masuk dalam administrasi Kecamatan Dukuhseti bukan Kecamatan Tayu. tolong kaji ulang tulisane jenengan.
kunjungan balikny pak : www.azizyzone.blogspot.com
BalasHapusBaru x ini saya mengetahui makan mbah bulumanis. Thanks min
BalasHapus