Selasa, 23 Mei 2017

Taqim Art Kudus



Noor Taqim
Seniman nyentrik asal Kudus

Noor Taqim atau ada yang memanggilnya Mustaqim dikenal sebagai seniman serba bisa, lahir di Kudus 3 Juni 1958 adalah sosok seniman yang sangat ramah sekali, itu dapat penulis rekam saat penulis bertamu dan berkunjung ke kediamannya di Kudus, tepatnya kurang lebih 0.5 Km arah utara dari Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar Colo Kudus. Noor Taqim yang penulis kenal sebagai pematung ternyata tidak hanya piawai dalam mematung, akan tetapi Noor Taqim juga seorang seniman pembuat aneka keramik, mengolah tembaga,memahat kayu, melukis, merancang arsitektur dan membuat gambar-gambar desain.
Penulis saat disambut Noor Taqim bersama istri tercinta di kediaman dengan sangat ramah

Untuk sampai ke kediaman Noor Taqim, penulis tidak melewati pintu gerbang utama, melainkan melalui Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar, dari situlah penulis menyusuri jalan setapak yang cukup apik berbalut seni, jalan setapak selebar 5 meteran berpaving batu alami yang ditambang di sekitar Colo dengan hamparan rumput jepang disela-sela batu, dan dikanan-kiri terdapat aneka vegetasi yang cukup rimbun. Sehingga meski berjalan kurang lebih 0.5 Km dan agak menanjak seakan tidak terasa, masih ditambah hembusan angin gunung dan kabut menambah asyiknya perjalan penulis menuju kediaman Noor Taqim.
Jalan Setapak menuju kediaman Noor Taqim

Sesampai di halaman rumah Noor Taqim, penulis dikejutkan dengan beberapa pemandangan yang cukup mempesona, diantaranya adalah beberapa pajangan seni instalasi, deretan patung yang tertata apik, serta beberapa guci / keramik , pagar rumah terdiri dari batu lapis ekspos, deretan patok yang terbalut kain putih bertuliskan kaligrafi asmaul husna yang berjajar dari pintu gerbang sampai jalan tembus ke Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar, Bengkel Kerja, Mushola, Beberapa Gazebo untuk tamu, kolam ikan, WC tamu berarsitek bentuk gubuk sawah, Taman bunga dan tentu kediaman beliau yang berarsitek  minimalis.
Semburat keemasan pintu gerbang dan tetenger Taqim Art Studio

Pada saat penulis masih melongo mengagumi keindahan seni yang berpadu dengan keindahan alam, sampai tidak sadar beberapa meter dari penulis berdiri, sosok yang penulis kagumi mempersilahkan penulis masuk rumah, ya sosok itulah Noor Taqim seniman nyentrik dari Kudus. Penulis diterima masuk ke rumah dan disuguhi teh hangat dan kue-kue, sampai disini penulis masih memutar mata memandang aneka benda seni yang terpajang di ruang tamu. Rumah Noor Taqim bagi penulis bukan hanya sebagai rumah melainkan lebih layak disebut sebagai sebuah galeri, kecuali itu dikawasan kediaman Noor Taqim dipakai Studio Penelitian dan Pengembangan seni serta laboratorium seni nasional.
Nyayian Alam, air yang jatuh di kanan kiri tangga
 
Berlompatan diantara kecipak ikan
Diantara bangunan disekitar kediaman Noor Taqim, ada satu bangunan yang menurut penulis sangat fantastik, adalah  bangunan tangga menurun yang menuju tebing jurang di sebelah barat rumah Noor Taqim, bagaimana tidak, diantara deretan tangga yang menurun itu di kanan-kirinya terdapat selokan yang mengalir air jatuh dari tangga diatasnya turun ke tangga dibawahnya dan seterusnya, sehingga menciptakan irama air jatuh yang luar biasa. Nah dari tangga ini sampailah pada kolam dangkal yang penulis dapat berjalan dengan berlompatan diatas jejeran batu yang sengaja dibuat untuk jembatan. Sampai akhirnya kita sampai di penghujung jalan berupa tebing jurang dibawahnya, disini terdapat rumah kecil/gubug dan gazebo untuk berkhalwat ( menyendiri ).
Gazebo dibibir jurang
 
Gubuk Khalwat untuk merenung dan berdzikir
Setelah penulis cukup berbincang-bincang tentang seni, dan mengeksplor seluruh kawasan Taqim Art, penulis berkesempatan menumpang sholat dimusholla dan berpamitan pulang. Sepanjang perjalanan dari rumah Noor Taqim sampai di kawasan Wana Wisata Kajar tak henti-hentinya penulis membaca subhanallah mengagumi alam dan seni.
Keramik dengan aksen kerang dipinggirnya
Setelah dua tahun berlalu penulis berkesempatan lagi mengunjungi Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar dalam rangka kemah Bhakti Perguruan Islam Al-Hikmah Kajen Margoyoso Pati, dan pada kesempatan ini penulis mengeksplor kembali perkembangan Bumi Perkemahan Wana Wisata Kajar yang telah digagas oleh Noor Taqim dan seluruh masyarakat Kajar untuk menjadikan Bumi Perkemahan Wana Wisata kajar tidak hanya sebagai bumi perkemahan saja melainkan sebagai desa seni dan wisata di Kudus. 
Penulis disalah satu patung karya Noor Taqim pada kunjungan yg ke dua
Taman di halaman Kediaman Noor Taqim
 
Hai sedang nglamun ya......
Patung Balap Karung koleksi Noor Taqim di Wana Wisata Kajar
Seni instalasi diantara vegetasi yang apik
 
Salah satu seni instalasi buah karya Noor Taqim

Air Terjun Lorodan Semar



Lorodan Semar

Air terjun eksotis di Pegunungan Kendeng Pati
Penulis di Air Terjun Lorodan Semar
Air terjun sungai di Desa Sumbersari Kecamatan  Kayen Kabupaten  Pati ini, awalnya hanya sebuah sungai biasa yang berada di kaki pegunungan kars Kendeng, dan belum terekspos ke publik secara luas. Berulah setahun terakhir ini setelah beberapa pengunjung mengunggah kemedia sosial, kecantikan dan keeksotisan Lorodan semar ini menjadi ramai diperbincangkan.
Papan Nama Lorodan Semar di pinggir jalan Desa Sumbersari Kayen Pati


Untuk sampai diobyek wisata baru ini, kita bisa menjangkau dari pusat Kecamatan Kayen Kabupaten Pati, tepatnya dari alun-alun Kota Kayen menuju jalan raya desa Beketel, nah setelah perjalanan kurang lebih 10 menit sambil menikmati hijaunya vegetasi pegunungan Kendeng sampailah kita pada papan nama lokasi Wisata Lorodan Semar. Sekilas wisata ini tampak seperti sungai pada umumnya di pegunungan kars, yang penuh dengan vegetasi dikanan kirinya, namun setelah kita masuk di sungai ini, pemandangan waow akan kita jumpai.

Air terjun Lorodan Semar ini terdiri dari tiga tingkatan, tingkatan pertama diberi nama “ LOROTAN “, mengingat kontur dasar sungai ini seperti area luas yang miring, sehingga air sungai yang melewatinya seakan melorot menyusuri dasar sungai yang terdiri dari batuan kars yang licin, mungkin nama Lorodan Semar  diambilkan dari air yang melorot dan meluncur ke bawah. Di lokasi ini pengunjung diharap berhati-hati, mengingat dasar sungai yang miring ini licin.
Tingkat pertama " Lorodan Semar "


Tingkatan air terjun yang kedua diberi nama “ SEMAR “ mengingat di tebing kirinya terdapat tebing yang menyerupai bokong Semar, di lokasi ini terdapat kolam dan kubangan yang bisa dipakai untuk berenang dengan menyewa ban pelampung bagi yang tidak bisa berenang. 
Tingkat kedua " Semar "


Sedangkan air terjun yang tingkat ketiga atau yang terakhir inilah yang paling indah dan paling eksotis, bernama “ DROKILO “ sebuah bentangan dasar sungai yang berbentuk gundukan dengan luncuran air yang jatuh di kubangan yang cukup luas dan agak dalam dari pada kedua kubangan yang terdahulu. Bagi pengunjung yang tidak bisa berenang diharapkan untuk tidak berenang di kubangan ini, mengingat kubangan ini agak dalam berwarna biru menghijau akibat pantulan langit biru.
Tingkat ke tiga " Drokilo"


Untuk masuk di obyek wisata ini pengunjung tidak dikenai tarif masuk alias gratis, pengunjung hanya dikenai biaya parkir. Mengingat obyek wisata ini sifatnya masih baru dan belum ditangani secara profesional, dan hanya dikelola oleh desa setempat. Saat penulis tiba disana, kondisinya masih belum tertata dengan baik, perlu adanya investor yang masuk untuk mengelola labih baik. Karena masih dikelola masyarakat setempat, sepertinya belum ada master plan dan perencanaan tata kelola yang baik, sehinga di pinggir air terjun begitu mudahnya berdiri berbagai bangunan semi permanen dan permanen yang justru menurut penulis malah merusak keindahan dan keaslian dari Lorodan Semar itu sendiri, kalau ini dibiarkan terus berlanjut niscaya pengunjung tak akan kembali lagi untuk menikmati Lorodan Semar yang eksotis tersebut.

Penulis berharap kedepan Lorodan Semar dikelola dengan profesional, dengan menggandeng instansi terkait dalam hal ini adalah Dinas Pariwisata Kab. Pati. Dengan demikian Lorodan Semar akan lebih tertata dengan baik dan pengunjung yang datang kesana akan merindukan dan datang kembali, itu artinya akan masuk pendapatan yang bisa mengatrol ekonomi masyarakat setempat. Semoga...



Minggu, 07 Mei 2017

Gua Pindul



Gua Pindul , Cave Tubing yang fantastik.....
 
Penulis bertopi merah bersama santri putri Perguruan Islam Al-Hikmah Kajen sebelum Cave Tubing, ini merupakan kunjungan ke gua Pindul yang keempat kalinya
Gua pindul adalah sebuah gua yang dasarnya berupa sungai, terletak di desa Bejiharjo Karangmojo Gunungkidul Yogjakarta, obyek wisata yang dibuka untuk umum pada 10 Oktober 2010 ini, menawarkan tantangan tersendiri. Untuk menyusuri gua pengunjung harus mengenakan rompi pelampung dan helm, serta menaiki pelampung dari ban bekas yang dinaiki satu persatu.
Sungai yang kita susuri sebenarnya adalah sungai bawah tanah yang terkuak dan terbuka  di mulut  dan ujung gua, karena sebagian besar wilayah Gunungkidul adalah tanah kars / kapur sehingga banyak dijumpai sungai bawah tanah. kegiatan ini disebut dengan istilah populer “ cave tubing “. Gua yang panjangnya mencapai 350 an meter ini menawarkan pemandangan gua yang masih alami, dengan aneka stalagmit dan stalagtit yang menawan, serta kelelawar yang bergelantungan di langi-langit gua menambah keindahan tersendiri.
Penulis didepan mulut Gua Pindul saat kunjungan yang pertama

Untuk menyusuri Gua Pindul ini sebaiknya dilakukan secara berombongan, dan mulai masuk gua sampai didalam gua selalu dalam pantauan pemandu yang mendorong dan menerangkan asal muasal nama pindul diberikan, nah sambil menikmati langit –langit gua kita bisa mendengarkan uraian panjang dari pemandu.Penulis sendiri berwisata di Gua Pindul ini sampai di tahun 2017 merupakan kunjungan yang keempat kalinya.
Untuk sampai ke obyek wisata Gua Pindul ini dapat dicapai dari kota Yogjakarta, bisa menggunakan mobil, bus dan sepeda motor melewati jalan Wonosari keutara sekitar 7 Km.,  dan sampailah ke desa Bejiharjo. Bagi wisatawan yang ingin menyusuri gua disarankan uang, hp  dan barang berharga dapat dititipkan pada biro/ agen yang mengantar kita ke Gua pindul.
Nama “ Pindul “ diberikan merujuk kisah turun temurun masyarakat Bejiharjo. Al-Kisah perjalanan hidup  joko Singlulung yang menyusuri hutan lebat ,sungai dan gua untuk mencari ayahnya yang hilang. saat menyusuri gua tiba-tiba kepala Joko Singlulung membentur ( kepindul ) batu dalam gua,sejak saat itulah gua tempat Joko Singlulung terbentur batu terkenal dengan nama Gua Pindul.
Suasana didalam gua
Stalakmit yang masih tumbuh menghiasi langit-langit gua
Kelelawar bergelantungan disana sini menambah keasyikan tersendiri
 
Santai sejenak nampang dulu setelah cave tubing


Penulis waktu kunjungan ke Gua Pindul yang ke tiga kalinya