Mercon
Bumbong
Mercon bumbong atau meriam bumbung
adalah mainan jadul yang masih eksis hingga kini, mainan yang terbuat dari
potongan bambu ini sangat populer terutama memasuki bulan ramadhan, karena
mercon bumbong ini identik dengan mainan tradisi pada bulan ramadhan di
Nusantara terutama di Jawa. Mercon bumbong ini biasa musim tanpa ada yang
mengomando, entah karena sebab apa sehari dua hari memasuki ramadhan, anak-anak biasanya
langsung beramai-ramai membuatnya, kemungkinannya adalah meramaikan dan mensyiarkan
kedatangan bulan ramadhan sebagai bulan suci bagi umat Islam.
Seperti yang penulis alami pada waktu
masih anak-anak, mercon bumbong ini sesalu ada dan dibuat hanya pada pas bulan
suci Ramadhan, itung-itung dengan bermain mercon bumbong ini perasaan lapar dan
haus sedikit lebih terobati dengan bermain mercon yang satu ini. mercon bumbong
ini biasanya dimainkan bersama-sama mercon bumbong yang lain, bisa dua sampai
empat secara bersamaan, atau beregu malah semakin seru. sehingga kalau regu
yang lain mercon bumbong nyalanya kurang keras (ngobos) bisa diejek atau
ditertawakan bersama-sama.
Main mercon bumbung ( foto repro )
Asal usul :
Tidak ada kejelasan asal-usul mercon
bumbong ini, ada pendapat berbagai versi yang mengatakan mercon bumbong ini adalah
merupakan budaya lokal dari menjiplak penjajah bangsa Portugis pada abad ke 6
masehi, yang dalam peperangannya melawan tentara pribumi menggunakan meriam
sebagai senjata utamanya di berbagai peperangan di Nusantrara. Dari kehebatan senjata
meriam ini mengilhami penduduk pribumi untuk meniru dengan membuatnya dari
batang bambu. Meski mercon bumbung ini dalam sejarahnya tidak dipakai dalam peperangan,
minimal cara kerja meriam sudah dikenal
melalui mercon bumbong ini.
Cara membuatnya :
Mercon bumbung umunya dibuat dari
bambu, yang terbaik menggunakan bambu dari jenis ori atau petung, karena alasan
kuat dan ulet, bambu sebaiknya dipilih yang sudah cukup tua karena bambu yang masih
muda hasilnya kurang baik dan cenderung mercon bumbong mengalami mengkerut. Cara
membuatnyapun sangat sederhana :
1.
Potonglah bambu dengan gergaji, dengan ukuran panjang lebih
kurang 150 cm atau sekitar 4 ruas bambu.
2.
Setelah bambu terpotong, pada ujungnya kemudian di
lobangi menggunakan linggis sebagai upaya untuk menjebol batas ruas bambu, dan
pada pangkalnya batas ruas bambu dibiarkan tidak di jebol .
3.
Buatlah lobang pada pangkal bambu kira-kira sebesar
ibu jari sebagai tempat menyulut mercon bumbong nantinya.
4.
Ikatlah ujung bambu dengan kawat sebagai penguat
mercon bumbong, alasannya sewaktu mercon bumbong digunakan biasanya kalau tidak
di ikat mercon bumbong akan pecah.
Cara Memainkannya :
1.
Tempatkan mercon bumbung pada halaman terbuka dan
ujung mercon sebaiknya diberi bantalan agar keberadaanya sedikit agak mendongak
ke atas. Ini dimaksudkan agar minyak tanah tidak tumpah, dan usahakan lobang
sulut menghadap ke atas.
2.
Isilah mercon bumbong dengan minyak tanah, kira-kira
sepertiga dari diameter bambu. Minyak tanah ini di pakai sebagai bahan
pengganti bubuk misiu pada meriam sungguhan.
3.
Sediakan lilin atau lampu uplik sebagai sumber
perapian untuk menyalakan sulut mercon.
4.
Sipakan juga batang lidi sebagai alat sulut mercon.
5.
Bakarlah mercon bumbong dengan menyulut api pada
lubang sulut, dari pembakaran ini mengakibatkan minyak tanah dalam mercon
bumbong mengalami pemanasan, sehingga minyak tanah berubah menjadi kabut
minyak yang panas.
6.
Tiuplah lobang sulut menggunakan mulut dengan tujuan
agar kabut minyak merata di dalam mercon bumbong.
7.
Sulutlah lobang sulut mercon bumbong ini dengan api menggunakan
lidi, dari minyak tanah yang telah berubah kabut inilah akan menghasilkan
ledakan pada mercon bumbong.
Perlu Kehati-hatian :
Meskipun
memainkan mercon bumbong ini mudah dan tidak perlu keahlian khusus, namun kita
perlu hati-hati dan waspada, mengingat mercon bumbong ini dalam praktiknya
menggunakan minyak tanah dan api, sangat riskan terjadi kecelakaan kebakaran
dan kepercikan api, ini pernah penulis alami kala waktu kecil, saking asyiknya
main dan lama sekali, mengakibatkan mercon bumbong sangat panas sekali,
sehingga mercon bumbong terbakar dan menyulut alis penulis kala itu. Untuk itu
dalam memainkan mercon bumbong ini perlu ada pendampingan terhadap anak-anak.
Warisan Budaya :
Mercon
bumbong merupakan salah satu mainan
tradisional yang perlu kita jaga keberadaannya sebagai warisan leluhur,
mengingat di jaman sekarang ini mainan mercon bumbong telah tergeser dengan
mainan yang lebih modern, sehingga keberadaannya perlu kita lestarikan. Apalagi
sekarang setelah adanya program subsidi minyak tanah dikonversi dengan gas,
untuk mendapatkan minyak tanah sangat sulit yang berakibat kelangsungan tradisi
menyalakan mercon bumbong menjadi terkendala.
Mercon bumbong ini dahulu kecuali
dipakai mainan, juga dipakai sebagai pertanda datangnya waktu berbuka puasa. Mercon
bumbung yang satu ini dibuat khusus menggunakan selontong besi, yang bahan
bakarnya tidak hanya menggunakan minyak tanah melainkan dicampur dengan karbit,
sehingga menghasilkan dentuman yang sangat keras, mercon yang satu ini lebih
populer disebut “Blegur”. Dan yang berhak menyalakannya adalah petugas
khusus yang ditunjuk oleh camat, blegur
ini dinyalakan di depan kantor kecamatan sebanyak tiga kali setelah jam
menunjukkan waktu berbuka puasa, sangat dimaklumi kala itu, keberadaan jam
tangan dan jam dinding tidak sebanyak seperti dizaman sekarang ini, jam
merupakan barang mewah yang punya hanya kalangan berduit dan kaum priyayi saja.
Sehingga keberadaan blegur ini sangat berarti
dan ditunggu-tunggu sebagian besar masyarakat yang ingin berbuka puasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar