STAIN
KUDUS Kampus Hijau yang “ Bermutu dan Bermanfaat “
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam No. DJ.I/423/2009 tentang Program Peningkatan
Kualifikasi Strata 1 ( S1 ) bagi guru Madrasah Ibtidaiyah dan Guru PAI pada
sekolah melalui Dual Mode System ( DMS ) tahun
anggara 2009, maka resmilah penulis terjaring dalam program kuliah
gratis yang dibiayai oleh Departemen Agama RI. Menyandang gelar sebagai “
Mahasiswa Tua “ menjadi beban tersendiri dalam menjalani masa-masa
perkuliahan. Ini tak lain karena fisik dan daya fikir memasuki usia senja,
sehingga setiap kali dikuliahi kalau tak di ingat-ingat betul akan cepat
hilang, seperti pepatah bilang “ belajar di waktu kecil bagai mengukir
diatas batu, belajar diwaktu dewasa bagai mengukir diatas air “
Logo STAIN Kudus
Pengalaman
menjadi mahasiswa tua ini penulis jalani bersama-sama ratusan bahkan ribuan guru se
Indonesia yang senasib belum sarjana dan kadung mengajar puluhan tahun, untuk wilayah
Jawa Tengah yang ketiban sampur mengelola program DMS ini adalah IAIN Walisongo
semarang sebagai LPTK Induk dan dititipkan kepada LPTK Mitra yaitu STAIN Kudus, STAIN Purwokerto, STAIN Pekalongan dan
STAIN Salatiga. Dan STAIN Kudus dititipi mahasiswa dari Kab. Pati, Blora, Kudus dan Jepara. Untuk penulis
yang berasal dari Kabupaten Pati bersama-sama dengan guru yang lain berjumlah ± 123 guru, dan kelas B yang penulis tempati berjumlah 32
mahasiswa.
Hari efektif
perkuliahan dua hari perminggunya yaitu jumat dan sabtu dari jam 07.30 – 17.00.
karena selain tugas kuliah tugas utamanya adalah sebagai guru yang harus
mengajar peserta didik di sekolah masing-masing. Praktis selama empat tahun tak
mengenal libur, sebab libur sekolah kebanyakan di MI hari jumat. dan bagi guru
yang mempunyai tugas sebagai khotib jumat harus cuti selama empat tahun pula.
Usia senja kadang menjadi kendala
tersendiri, terutama di musim hujan, kehujanan sedikit saja tubuh sudah meriang
semua, dijalanan harus berjibaku dengan bus, truk dan kendaraan yang lain,
dimana penglihatan sudah mulai rabun, belum lagi membagi kesibukan berbagai profesi
antara lain sebagai kepala dan ibu rumah tangga bagi anak-anaknya, tugas
mengajar, menjalankan roda organisasi sosial masyarakat dan keagamaan di desa,
mencari nafkah bagi keluarga, dan tugas seabrek yang lain telah menunggu untuk
di laksanakan.
Masa
perkuliahan yang berumur empat tahun terasa seperti sepuluh tahun lamanya. namun
dibalik semua itu masa perkuliahan juga menjanjikan masa rehat dari tugas rutin
sehari-hari sebagai guru , hari jumat dan sabtu kecuali sebagai hari efektif
kuliah, juga bisa dijadikan sebagai ajang kumpul-kumpul tukar pikiran dan
pengalaman, entah itu debat tentang keagamaan, olehraga, seni dan budaya, juga kongko-kongko di perpustakaan. belum lagi
kalau dosennya kosong bisa dijadikan wahana guyonan yang tak kalah meriahnya
melebihi yang muda-muda.
Penulis di depan kampus STAIN Kudus (foto by Mustain Wahid)
Untuk
penulis kecuali mengajar di MI. Tarbiyatul Athfal Bulumanis lor, juga mengajar
di MA Perguruan Islam Al-Hikmah Kajen, sehingga pada waktu penulis kuliah
sering ketemu mahasiswa reguler mantan murid penulis dari MA Al-Hikmah Kajen. Rasa
malu kadang menghantui penulis disaat ketemu mantan murid dari MA.Al-Hikmah,
tapi sekaligus merasa bangga bahwa
belajar tak mengenal usia meski sudah tua dan ubanan.
STAIN Kudus
yang penulis tempati kuliah, sejatinya hanyalah menerima titipan dari IAIN
Walisongo Semarang. Namun karena yang ngajar adalah semua dosen dari STAIN
Kudus, ibarat masakan meski berstatus mahasiswa IAIN Walisongo tetapi rasa
STAIN Kudus, ibarat anak titipan lebih mengenal bapak angkatnya dari pada bapak
yang sesungguhnya. Dan seluruh mahasiswa
DMS titipan di STAIN Kudus kadung jatuh cinta pada STAIN Kudus.
STAIN Kudus yang beralamatkan di
Jalan Conge Ngembal Rejo PO BOX 51
Kudus Jawa Tengah, didirikan berdasarkan pada Surat Keputusan Presiden Nomor 11 Tanggal 21 Maret 1997 bertepatan dengan Tanggal 12 Dzulqaidah 1417 H. Eksistensi STAIN Kudus tidak dapat terlepas dari sejarah berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Indonesia yaitu Institut Agama Islam Negeri. Di samping itu, keberadaan IAIN sendiri tidak terlepas dari pasang surutnya perjuangan Islam di Indonesia terutama dalam bidang Dakwah Islamiyah.
Kudus Jawa Tengah, didirikan berdasarkan pada Surat Keputusan Presiden Nomor 11 Tanggal 21 Maret 1997 bertepatan dengan Tanggal 12 Dzulqaidah 1417 H. Eksistensi STAIN Kudus tidak dapat terlepas dari sejarah berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Indonesia yaitu Institut Agama Islam Negeri. Di samping itu, keberadaan IAIN sendiri tidak terlepas dari pasang surutnya perjuangan Islam di Indonesia terutama dalam bidang Dakwah Islamiyah.
Pada
bulan Maret 1997 keluar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
1997 tentang Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Dengan berdasarkan Keputusan
Presiden tersebut, maka Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang
yang berada di Kudus beralih status dan berdiri sendiri menjadi Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Kudus atau yang sekarang lebih dikenal sebagai STAIN Kudus.
Setelah
berdiri sendiri menjadi STAIN Kudus, Fakultas Ushuluddin menjadi Jurusan
Ushuluddin dan kemudian STAIN Kudus berhasil mengembangkan menjadi beberapa
jurusan menjadi jurusan Ushuluddin, Tarbiyah, Syari'ah dan Dakwah. Kini di
tahun akademik 2013 / 2014 STAIN Kudus telah membuka program pasca sarjana ( S2
) yaitu Magister Ekonomi Syari’ah (ES) dan Magister Manajemen Pendidikan Islam
(MPI).
Gedung Rektorat STAIN Kudus (foto by Mustain Wahid)
Gedung Laboratorium STAIN Kudus (foto by Mustain Wahid)
Gedung Perkuliahan J dan K STAIN Kudus (foto by Mustain Wahid)
Lapangan Tennis dengan latar belakang gedung pasca sarjana STAIN Kudus
(foto by Mustain Wahid)
GOR STAIN Kudus yang cukup megah (foto by Mustain Wahid)
Air Muncrat di halaman gedung rektorat STAIN Kudus
(foto by Mustain Wahid)
Papan nama STAIN Kudus yang cukup artistik (foto by Mustain Wahid)
Teman-teman penulis di kelas B program DMS sedang bergaya, semuanya tua-tua
bahkan sebagian ada yang telah diwisuda Allah sebelum diwisuda perguruan alias almarhum.
(foto by Mustain Wahid)
Warung makan Pak/bu Hadi tempat kami mencari sarapan dan makan
(foto by Mustain Wahid )
Ibu Siti Malaiha Dewi salah satu dosen dan aktifis Pusat Study Gender
STAIN Kudus saat mengajar penulis
(foto by Mustain Wahid )
love STAIN KUDUS
BalasHapusoke .....!
BalasHapusSTAIN KUDUS angkatan 2013.
BalasHapusAku juga lulusan STAIN KUDUS lho mas. :)
BalasHapusMakanan Sehat Teknologi Dunia
Oh iya, sekarang katanya udah besar ya kampusnya?
BalasHapussindonews
Sip, bangga saya jadi alumni stain kudus :D
BalasHapusPerjalanan ElBaihaki
iya gan,,,,stai kudus memang sippp...mantab
BalasHapusmakanan khas malang harga iphone 6 plus di indonesia
dulu pengen kuliah kagak kecapai
BalasHapusharga hp oppo