Ketemu Sang “Maestro
Patung“ I Nyoman Nuarta di NU Art Sculpture Park – Bandung
Penulis bersama I Nyoman Nuarta diruang kerjanya dikomplek Nuart Bandung |
Empat belas tahun yang lalu saat penulis mengunjungi kompleks
Garuda Wisnu Kencana ( GWK ) di bukit bekas penambangan kapur di wilayah
Ungasan Badung Bali, terlintas dibenak
penulis bila proyek ini selesai akan banyak pengunjung yang berdecak kagum akan
keindahan alam yang mempesona dipadu dengan sentuhan tangan-tangan seni yang
begitu indah, spektakuler !. padahal mega proyek ini kala itu baru selesai
sekitar 30 % nya saja, bayangkan bila proyek GWK ini selesai, akan menjadi
patung terbesar didunia, bahkan patung liberty di AS saja tak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan
patung Garuda Wisnu Kencana ini.
Saat itu penulis hanya melihat potongan patung yang sudah
berdiri di tiga tempat di kompleks GWK, yaitu patung badan Wisnu, potongan dua
tangan Wisnu dan potongan kepala burung garuda, dan tidak memperdulikan siapa
kreatornya. Akan tetapi kemegahan patung ini selalu mengusik hati penulis,
sampailah pada suatu saat penulis browsing di internet dan menemukan tokoh
dibalik kemegahan GWK, ya.. dialah I
Nyoman Nuarta seorang maestro patung
kelahiran Tabanan Bali yang sudah sangat mendunia karena karya-karyanya yang
begitu fenomenal dan sangat artistik.
Siapa sebenarnya I Nyoman Nuarta ? :
I Nyoman Nuarta lahir di Tabanan, Bali, 14 November 1951 adalah pematung Indonesia dan salah
satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru. I Nyoman
Nuarta adalah putra keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Wirjamidjana
dan Samudra. I Nyoman Nuarta tumbuh dalam didikan pamannya, Ketut Dharma
Susila, seorang guru seni rupa. Setelah lulus SMA, Nuarta masuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1972.
Awalnya Nuarta memilih
jurusan seni lukis, namun
setelah menempuh dua tahun dia berpindah ke jurusan seni patung. Saat masih
menjadi mahasiswa pada tahun 1979, I Nyoman Nuarta memenangkan Lomba Patung Proklamator Republik
Indonesia, lomba ini adalah awal dari ketenaran I Nyoman Nuarta. Bersama rekan-rekan
senimannya, seperti pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan kritikus
seni Jim Supangkat, Nyoman Nuarta tergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru
di Indonesia sejak tahun 1977. Nyoman Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni
rupa-nya dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini
menetap di Bandung.
Karya-karya I
Nyoman Nuarta :
I Nyoman Nuarta selama
ini dikenal sebagai seniman pemahat dan pematung yang telah membuahkan ratusan karyannya yang
sangat natural, terbuat dari bahan kuningan dan tembaga tersebar di kota-kota
besar di Indonesia dan diluar negeri serta tersimpan di galerinya.
Sebagai seorang
pematung, Nuarta telah membangun sebuah Galeri dan Taman Patung yang diberi nama NuArt
Sculpture Park. Nuarta membangun taman
ini di Bandung.
beraneka bentuk patung tersebar di areal seluas tiga hektare
tersebut. Di taman tersebut dibangun gedung 4 lantai yang digunakan untuk
pameran dan ruang pertemuan dengan gaya yang artistik.
Saat ini, Nyoman Nuarta merupakan
pemilik dari Studio Nyoman Nuarta, Pendiri Yayasan Mandala Garuda Wisnu Kencana, Komisioner PT Garuda Adhimatra, Pengembang Proyek Mandala Garuda Wisnu Kencana di
Bali, Komisioner PT Nyoman
Nuarta Enterprise, serta pemilik NuArt
Sculpture Park di Bandung. Nyoman Nuarta juga
tergabung dalam organisasi seni patung internasional, seperti International
Sculpture Center Washington (Washington, Amerika Serikat), Royal
British Sculpture Society (London, Inggris), dan Steering
Committee for Bali Recovery Program.
Patung Garuda Wisnu Kencana yang
kini baru tahap pembangunan (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen
Proklamasi Indonesia (Jakarta) merupakan beberapa dari mahakarya I Nyoman Nuarta.
Patung Jalesveva Jaya Mahe di Instalasi Militer TNI AL Surabaya |
Prototif Patung Garuda Wisnu Kencana |
Penulis disalah satu patung karya I Nyoman Nuarta di Nuart Galeri Bandung |
Ketemu sang
Maestro :
Keinginan untuk bisa
mengunjungi kediaman I Nyoman Nuarta , NuArt
Sculpture Park dan rasa penasaran ingin melihat dari dekat
bengkel kerjanya akhirnya terjawab setelah penantian yang cukup panjang, pada
saat penulis berwisata ke Bandung medio akhir Desember 2016. Penulis setelah
sampai di komplek NuArt
Sculpture Park langsung
mengeksplor seluruh kawasan seluas tiga hektar dengan ketakjuban yang tiada
henti.
Dalam kawasan tersebut dibangun Musium, Mushola, Galeri, Coffee Shop, Teater
terbuka, taman patung, teater pemutaran film dokumentar GWK, Kafe dan resto,
ruang pamer, toko souvenir, bengkel kerja serta rumah kediaman I Nyoman
Nuarta. pada saat penulis mengunjungi
bengkel kerja ini, penulis sempat melihat beberapa pekerja sedang menyelesaikan
kepala patung wisnu yang sangat raksasa. Penulis sempat berfikir kenapa kepala
wisnu dibuat ulang lagi ? sementara di kompleks GWK badan dan kepala wisnu
sudah jadi ?.
Belum hilang rasa penasaran, penulis mencoba mencari tahu, tapi pada
siapa ? nah disaat penulis berjalan meninggalkan bengkel kerja ini, dari
kejauhan ada sesosok yang saat ini ingin sekali penulis ketemu, ya... pak
Nyoman Nuarta berdiri di teras ruang kerjanya yang dikelilingi kaca lebar
sedang menghirup udara segar kawasan setra duta. Tanpa pikir panjang penulis
bergegas menyalami dan berangkulan.
Setelah memperkenalkan diri, penulis diajak bercengkerama sambil
nyeruput teh hangat yang disuguhkan langsung oleh tangan pak Nyoman Nuarta,
orangnya ramah, penuh tawa ceria. Penulis diajak diskusi tentang seni, tentang
keberagaman, dan tentang sejarah pribadi pak Nyoman Nuarta membangun kawasan NuArt Sculpture
Park dan GWK.
Tetenger di pintu gerbang Kawasan Setra Duta buah karya I Nyoman Nuarta |
Pada kesempatan ini penulis juga menanyakan progres pembangunan
Kompleks GWK yang mengalami jatuh bangun, ditentang dan cibiran banyak pihak,
bahkan pak I Nyoman Nuarta sampai terancam masuk penjara, sampai akhirnya ada
sponsor yang mau membiayai penyelesaian kompleks GWK di Bali. Juga rasa
penasaran penulis tentang pembuatan ulang patung Wisnu dan burung garuda.
Ternyata dari penjelasan pak I Nyoman Nuarta, pihak sponsor menghendaki agar
patung Garuda Wisnu Kencana dibuat ulang, sedangkan patung yang sudah jadi di
tiga tempat di kawasan GWK dibiarkan begitu saja sebagai monumen perjuangan
pembangunan GWK. Terjawab sudah rasa penasaran penulis tentang dibuat ulang nya
patung wisnu dan garuda.
Penulis
sempat memberi pertanyaan kepada pak I Nyoman Nuarta tentang pilihan antara
Bali dan Bandung, pak Nyoman secara puitis menjawab “ Bali adalah tanah tumpah darahku, dan Bandung adalah kota tempat
meniti karier dan ekspresi seniku“. Setelah pertemuan singkat itu penulis
mohon pamit dan berangkulan kembali.
Alamat : Jl. Setraduta
Raya No. 16 kelurahan Sarijadi Bandung 40151.
Telepon : 022-2020414, 2017812, 2017816 Fax : 022-2015362
Reservasi Restaurant :
022-2017815
E-Mail :
info@nuartsculpturepark.com
Website :
www.nuartsculpturepark.com
Instagram :
nuartpark
Facebook :
nuartsculpturepark
Jam Buka :
Senin – Jum’at 09.00 – 18.00 WIB.
Sabtu – Minggu 09.00 – 21.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar