Minggu, 30 April 2017

Nu Art Bandung



Ketemu Sang “Maestro Patung“ I Nyoman Nuarta di NU Art Sculpture Park – Bandung  
Penulis bersama I Nyoman Nuarta diruang kerjanya dikomplek Nuart Bandung
 

Empat belas tahun yang lalu saat penulis mengunjungi kompleks Garuda Wisnu Kencana ( GWK ) di bukit bekas penambangan kapur di wilayah Ungasan Badung  Bali, terlintas dibenak penulis bila proyek ini selesai akan banyak pengunjung yang berdecak kagum akan keindahan alam yang mempesona dipadu dengan sentuhan tangan-tangan seni yang begitu indah, spektakuler !. padahal mega proyek ini kala itu baru selesai sekitar 30 % nya saja, bayangkan bila proyek GWK ini selesai, akan menjadi patung terbesar didunia, bahkan patung liberty di AS saja  tak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan patung Garuda Wisnu Kencana ini.

Saat itu penulis hanya melihat potongan patung yang sudah berdiri di tiga tempat di kompleks GWK, yaitu patung badan Wisnu, potongan dua tangan Wisnu dan potongan kepala burung garuda, dan tidak memperdulikan siapa kreatornya. Akan tetapi kemegahan patung ini selalu mengusik hati penulis, sampailah pada suatu saat penulis browsing di internet dan menemukan tokoh dibalik kemegahan GWK, ya.. dialah I Nyoman Nuarta seorang maestro patung kelahiran Tabanan Bali yang sudah sangat mendunia karena karya-karyanya yang begitu fenomenal dan sangat artistik.


Siapa sebenarnya  I Nyoman Nuarta ? :

I Nyoman Nuarta lahir di Tabanan, Bali, 14 November 1951 adalah pematung Indonesia dan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru. I Nyoman Nuarta adalah putra keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Wirjamidjana dan Samudra. I Nyoman Nuarta tumbuh dalam didikan pamannya, Ketut Dharma Susila, seorang guru seni rupa. Setelah lulus SMA, Nuarta masuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1972.

Awalnya Nuarta memilih jurusan seni lukis, namun setelah menempuh dua tahun dia berpindah ke jurusan seni patung. Saat masih menjadi mahasiswa pada tahun 1979, I Nyoman Nuarta memenangkan Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia, lomba ini adalah awal dari ketenaran I Nyoman Nuarta. Bersama rekan-rekan senimannya, seperti pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan kritikus seni Jim Supangkat, Nyoman Nuarta tergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia sejak tahun 1977. Nyoman Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni rupa-nya dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini menetap di Bandung.



Karya-karya I Nyoman Nuarta :

I Nyoman Nuarta selama ini dikenal sebagai seniman pemahat dan pematung  yang telah membuahkan ratusan karyannya yang sangat natural, terbuat dari bahan kuningan dan tembaga tersebar di kota-kota besar di Indonesia dan diluar negeri serta tersimpan di galerinya.

Sebagai seorang pematung, Nuarta telah membangun sebuah Galeri dan  Taman Patung yang diberi nama NuArt Sculpture Park. Nuarta membangun taman ini di Bandung.

beraneka bentuk patung  tersebar di areal seluas tiga hektare tersebut. Di taman tersebut dibangun gedung 4 lantai yang digunakan untuk pameran dan ruang pertemuan dengan gaya yang artistik.

Saat ini, Nyoman Nuarta merupakan pemilik dari Studio Nyoman Nuarta, Pendiri Yayasan Mandala Garuda Wisnu Kencana, Komisioner PT Garuda Adhimatra, Pengembang Proyek Mandala Garuda Wisnu Kencana di Bali, Komisioner PT Nyoman Nuarta Enterprise, serta pemilik NuArt Sculpture Park di Bandung. Nyoman Nuarta juga tergabung dalam organisasi seni patung internasional, seperti International Sculpture Center Washington (Washington, Amerika Serikat), Royal British Sculpture Society (London, Inggris), dan Steering Committee for Bali Recovery Program.

Patung Garuda Wisnu Kencana yang kini baru tahap pembangunan (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta) merupakan beberapa dari mahakarya I Nyoman Nuarta.


Patung Jalesveva Jaya Mahe di Instalasi Militer TNI AL Surabaya

 

Prototif Patung Garuda Wisnu Kencana

Penulis disalah satu patung karya I Nyoman Nuarta di Nuart Galeri Bandung

Ketemu sang Maestro :
Keinginan untuk bisa mengunjungi kediaman I Nyoman Nuarta , NuArt Sculpture Park dan  rasa penasaran ingin melihat dari dekat bengkel kerjanya akhirnya terjawab setelah penantian yang cukup panjang, pada saat penulis berwisata ke Bandung medio akhir Desember 2016. Penulis setelah sampai di komplek  NuArt Sculpture Park langsung mengeksplor seluruh kawasan seluas tiga hektar dengan ketakjuban yang tiada henti.
Dalam kawasan tersebut dibangun Musium, Mushola, Galeri, Coffee Shop, Teater terbuka, taman patung, teater pemutaran film dokumentar GWK, Kafe dan resto, ruang pamer, toko souvenir, bengkel kerja serta rumah kediaman I Nyoman Nuarta.  pada saat penulis mengunjungi bengkel kerja ini, penulis sempat melihat beberapa pekerja sedang menyelesaikan kepala patung wisnu yang sangat raksasa. Penulis sempat berfikir kenapa kepala wisnu dibuat ulang lagi ? sementara di kompleks GWK badan dan kepala wisnu sudah jadi ?.
Belum hilang rasa penasaran, penulis mencoba mencari tahu, tapi pada siapa ? nah disaat penulis berjalan meninggalkan bengkel kerja ini, dari kejauhan ada sesosok yang saat ini ingin sekali penulis ketemu, ya... pak Nyoman Nuarta berdiri di teras ruang kerjanya yang dikelilingi kaca lebar sedang menghirup udara segar kawasan setra duta. Tanpa pikir panjang penulis bergegas menyalami dan berangkulan.
Setelah memperkenalkan diri, penulis diajak bercengkerama sambil nyeruput teh hangat yang disuguhkan langsung oleh tangan pak Nyoman Nuarta, orangnya ramah, penuh tawa ceria. Penulis diajak diskusi tentang seni, tentang keberagaman, dan tentang sejarah pribadi pak Nyoman Nuarta membangun kawasan NuArt Sculpture Park dan GWK.
Tetenger di pintu gerbang Kawasan Setra Duta buah karya I Nyoman Nuarta

Pada kesempatan ini penulis juga menanyakan progres pembangunan Kompleks GWK yang mengalami jatuh bangun, ditentang dan cibiran banyak pihak, bahkan pak I Nyoman Nuarta sampai terancam masuk penjara, sampai akhirnya ada sponsor yang mau membiayai penyelesaian kompleks GWK di Bali. Juga rasa penasaran penulis tentang pembuatan ulang patung Wisnu dan burung garuda. Ternyata dari penjelasan pak I Nyoman Nuarta, pihak sponsor menghendaki agar patung Garuda Wisnu Kencana dibuat ulang, sedangkan patung yang sudah jadi di tiga tempat di kawasan GWK dibiarkan begitu saja sebagai monumen perjuangan pembangunan GWK. Terjawab sudah rasa penasaran penulis tentang dibuat ulang nya patung wisnu dan garuda.
Penulis sempat memberi pertanyaan kepada pak I Nyoman Nuarta tentang pilihan antara Bali dan Bandung, pak Nyoman secara puitis menjawab “ Bali adalah tanah tumpah darahku, dan Bandung adalah kota tempat meniti karier dan ekspresi seniku“. Setelah pertemuan singkat itu penulis mohon pamit dan berangkulan kembali.

Alamat : Jl. Setraduta Raya No. 16 kelurahan Sarijadi Bandung 40151.
Telepon : 022-2020414, 2017812, 2017816  Fax : 022-2015362
Reservasi Restaurant  : 022-2017815
E-Mail             : info@nuartsculpturepark.com
Website           : www.nuartsculpturepark.com
Instagram        : nuartpark
Facebook         : nuartsculpturepark
Jam Buka         : Senin – Jum’at  09.00 – 18.00 WIB.
                          Sabtu – Minggu 09.00 – 21.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar