Sabtu, 02 November 2013

ketemu rhoma



Ketemu dan mencium Rhoma Irama setelah 38 tahun mengidolakan


Siapa sih seantero negeri ini yang tak kenal dengan Rhoma Irama ? sang maestro dangdut ini adalah jawaranya. Tak satupun dalam show dangdut yang melewatkan lagu-lagu ciptaan Rhoma Irama, Tak terkecuali penulis sendiri. Penulis mengenal sosok Rhoma Irama dikala penulis masih ana-anak sekitar tahun 1975 nan. Saat itu penulis masih duduk di kursi Taman kanak-kanak, dan seperti pada umumnya anak-anak jaman itu yang sering main-main disawah mencari belut dan mandi di sungai, karena belum ada mainan seperti anak jaman modern seperti sekarang ini. Sambil bermain, nun jauh disana mengalun suara merdu lagu Rhoma Irama dan pasangan abadinya Elvy Sukaesih dari loud speaker merek Toa dan tape tepak “bata” merek Philips. Dapat di tebak suara lagu dari loud speaker itu berasal dari rumah yang kebetulan punya hajat, baik yang ngunduh mantu atau khitanan.
 foto kuno bang haji Rhoma Irama dengan pasangan abadinya Elvy Sukaesih

Belum banyak kala itu yang mempunyai loud speaker dan tape tepak tersebut, mendengar lagu-lagu Rhoma Irama dan lainnya hanya bisa di dengar dari orang punya hajatan dan dari radio milik orang-orang kaya saja. Meski demikian penulis kala itu sudah sangat hafal lagu-lagu Rhoma Irama dan pasangan abadinya Elvy Sukaesih, dan sedikit banyak sudah mengidolakan sosok Rhoma Irama dari foto yang terpampang di sampul kaset dan poster-poster yang dijual eceran dipinggir emperan pasar Bulumanis.
Rhoma Irama merupakan sosok idola remaja jadul seperti penulis kala itu, dari bermusik, gaya pacaran sampai model pakaian  mengiblat pada sosok Rhoma Irama. Karena di era 70 an belum banyak figur artis yang sepopuler Rhoma Irama dengan beberapa film-film musikalnya yang selalu masuk box office disetiap gedung-gedung film yang memutar filmnya.
Hingga saat ini penulis diusia 44 tahun masih tetap mengidolakan Rhoma Irama dengan jalan mengoleksi semua album dari yang album single sebelum Soneta Group lahir sampai album Soneta Group dari volume 1 sampai volume 16  dari album Sountrack Film Penasaran sampai Sajadah Kakbah, dan film-filmnya masih sering penulis lihat dari koleksi VCD maupun dari jejaring sosial You Tube.

Ketemu Rhoma Irama secara tak sengaja

            Senin 21 Oktober 2013, seperti hari-hari biasanya kalau tidak bertugas mengajar paling menyelesaikan tugas sebagai tata usaha di kantor sekolah, pada pukul 11.20 WIB ada khabar yang masuk di telinga penulis kalau ada kunjungan Rhoma Irama dan Menteri Pembangunan  daerah tertinggal di Sekolah Tinggi Agama Islam Mathaliul Falah ( STAIMAFA ) Kajen Margoyoso Pati. Tanpa pikir panjang lansung menyambar kamera di almari dan memburu berita tersebut di STAIMAFA. Tanpa undangan resmi penulis langsung masuk di auditorium Staimafa, dan memang benar di panggung kehormatan telah duduk H. Abdul Ghaffarozin, M.Ed ( ketua Staimafa ), Dr. Ir. H. Helmy Faishal Zaini ( Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ) dan bang Haji Rhoma Irama sendiri.


            Inilah pandangan pertama penulis menatap sang idola dalam kenyataan, dan bukan di layar televisi maupun layar film yang sering penulis lihat. Degub jantung penulis semakin keras berbarengan dengan bebarapa jepretan kamera penulis yang diarahkan pada sosok sang idola. Karena letak penulis yang jauh dari panggung kehormatan, akhirnya penulis putuskan keluar dari auditorium dan masuk melalui pintu VIP yang tanpa penjagaan. Dan alhamdulillah penulis ternyata mendapati deretan kursi kosong di barisan tamu VIP yang letaknya dua baris dari kursi pertama. Duduk bersama bupati Jepara dan petinggi dari PAMMI ( Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia ), serta pengawal bang haji sendiri yang penulis kenali dari logo  Pam Fata serta SR ( Soneta Record ). Kesempatan ini tentu sangat menggembirakan mengingat semakin dekat penulis dengan sang idola dan hanya berjarak sekitar 3 meter dari penulis.
            Dalam acara talkshow ini menteri Pembangunan Daerah Tertinggal menyampaikan orasinya tentang perlunya keterlibatan PTAIS dalam memberdayakan masyarakat tertinggal, khususnya membudidayakan tanaman pangan pada lahan tidur yang sebelumnya belum diolah secara maksimal. dan setelah orasi  menteri Pembangunan Daerah Tertinggal selesai gantian bang haji menyampaikan orasinya tentang keseriusannya maju pilpres 2014 yang akan datang diusung dari Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ), dalam hal ini bang haji menyampaikan visi misinya bila terpilih menjadi RI 1.
            Setelah acara talkshow selesai dan bang haji di dapuk untuk menyanyikan satu buah lagu ciptaannya sendiri berjudul “ Keramat “ dalam iringan organ tunggal, meski sebenarnya bang haji menolak dengan alasan ada gangguan pita suaranya. kesempatan ini tidak penulis sia-siakan dengan jalan merekam dalam bentuk video.
            Setelah membawakan lagu ini penulis memberanikan diri bangkit dari kursi dan maju menuju kursi tempat bang haji duduk dan penulis ajak bersalaman sambil mengucapkan salam pada bang haji. Inilah kesan pertama penulis bersentuhan dengan kulit bang haji sambil tersenyum. Tidak itu saja setelah acara selesai penulis mencoba untuk duduk di lorong tengah tempat rombongan berjalan. Kesempatan ini penulis pergunakan untuk mencegat dan bersalaman dengan pak menteri yang dibelakangnya berjalan bang haji, dan tanpa pikir panjang bang haji penulis ajak bersalaman lagi dan di momen ini pula penulis bisa bercipika-cipiki ( salaman tempel pipi kanan-kiri ). Sayang di momen ini tak ada yang memotret penulis, masalahnya kamera penulis dalam genggaman penulis sendiri. Inilah momen terindah penulis ketemu dengan bang haji Rhoma Irama sepanjang hidup penulis yang tak mungkin terlupakan.
            Setelah acara di STAIMAFA selesai  penulis mencoba untuk bertanya kepada pengawal bang haji tentang jadwal kunjungan berikutnya, berdasar keterangan dari pengawal bang haji, jadwal berikutnya adalah berziarah ke makam waliyullah seh KH. Ahmad Mutamakkin Kajen. Tanpa pikir panjang rombongan bang haji langsung penulis kejar dengan jalan mendahului iring-iringan yang dikawal mobil patwal dari kepolisian. Rupanya penulis kecele tiba lebih dulu di makam waliyullah seh KH. Ahmad Mutamakkin Kajen. Rupanya rombongan pak menteri dan bang haji mampir dulu di masjid jami’ Kajen untuk bersholat dhuhur. Kesempatan ini juga tak disia-siakan penulis dan segera menuju untuk bergabung sholat dhuhur di masjid jami’ Kajen. Bahkan untuk yang ini penulis bisa berwudlu bersama dengan bang haji dan berfoto-foto di emperen masjid dan sekaligus penulis mencoba untuk menjadi pemandu wisata dadakan di lokasi masjid jami’ Kajen. Mengingat tuan rumah dalam hal ini gus Rozin (H. Abdul Ghaffarozin, M.Ed - ketua Staimafa ) tidak menyertai bang haji di masjid jami’ Kajen dan gus Rozin hanya menunggu di makam Kajen, otomatis rombongan pak menteri dan bang haji adalah orang luar Pati yang tak mengetahui sejarah dan situs kuno masjid jami’ Kajen yang di bangun waliyullah seh KH. Ahmad Mutamakkin Kajen. Dalam Sholat dhuhur ini bang haji di dapuk sebagai imam sholat.
 Penulis bersama " Satria Bergitar "

Bang Haji saat menjadi imam sholat dhuhur 

 Penulis ( berbaju hijau pupus ) sedang bercengkerama dengan bang haji di tangga masuk masjid jami' kajen 
jelang foto bareng sama para santri

            Setelah sholat dhuhur di masjid Kajen, bang haji melanjutkan berziarah di makam waliyullah seh KH. Ahmad Mutamakkin Kajen. Dan untuk yang kesekian kalinya penulis mencoba untuk mengejarnya sampai di makam Kajen. Dan penulis berkesempatan berziarah bersama-sama rombongan pak menteri, bang haji, PAMMI, Bupati Jepara dan gus Rozin sebagai tuan rumah. Setelah berziarah, berdasarkan keterangan dari gus Rozin yang penulis peroleh, rombongan pak menteri dan bang haji langsung menuju bandara Ahmat Yani Semarang untuk terbang kembali ke Jakarta.

 Duduk paling kiri Gus Rozin, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, bang haji Rhoma Irama dan penulis
 (berbaju hijau pupus ) duduk dibelakang bang haji di makam Waliyullah Seh KH. Ahmad Mutamakkin Kajen.


Bang haji Rhoma Irama bersama penulis sesaat sebelum meninggalkan makam Kajen

-          Foto-foto penulis peroleh dari bantuan/hasil jepretan pengawal bang haji yang telah baik hati pada penulis.

4 komentar:

  1. Wah hebat, mas, akhirnya mimpinya untuk ketemu Bang Haji terlaksana. Alhamdulillah. Saya juga cukup mengidolakan Beliau, karena saya juga termasuk remaja jadul (umur saya tahun 2014 ini 38 tahun). Dulu tahun 80-an saya sering nonton film2nya.
    BTW, ini berita terbaru hari ini (tanggal 19 Mei 2014) mengenai Bang Haji Rhoma Irama.
    http://news.detik.com/pemilu2014/readfoto/2014/05/19/175932/2586366/157/1/rhoma-menanti-kedatangan-prabowo

    BalasHapus
  2. ya itulah bang haji Rhoma Irama sang fenomenal dangdut, tidak hanya lagu, raungan petikan gitarnya, gayanya dalam berbagai film sedikit banyak mengilhami saya dalam bergaya, berpacaran dan berdendang. kadang didepan ratusan siswa saya secara jujur saya katakan bahwa Rhoma Irama dan Soneta Group-nya adalah seniman musik terbesar sepanjang sejarah Indonesia, sehingga genre dangdut diakui dunia. tapi bukan pujian yang saya terima dari siswa saya, melainkan saya dicap sebagai generasi jadul, kuno dan sedikit sinis tentang dangdut yang dibawakan Rhoma Irama. padahal sebagian besar siswa saya sangat keranjingan lagu " menunggu " yang dibawakan Ridho Rhoma bersama Sonet2 band-nya. dia tidak tahu kalau lagu " menunggu " itu ciptaan Rhoma Irama. ya itulah konyolnya anak muda sekarang lebih kenal lagu tali kotang, buka titik joss, dan sebagainya yang kadang dibawakan diatas panggung dengan seronok dan ke porno-pornoan.

    BalasHapus