Dalam buku terbitan Depdikbub tahun 1979 tentang Manajemen Pendidikan di sekolah dijelaskan beberapa hal :
- Pengertian :
Supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
- Tujuan :
Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.
- Prinsip-prinsip Supervisi :
Supervisi hendaknya dilaksanakan secara :
- Ilmiah ( scientific ) yang berarti :
1. Sistematis, dilaksanakan secara teratur terprogram dan kontinu.
2. Obyektif, berdasar pada data informasi.
3. Menggunakan instrumen ( alat ) yang dapat memberi data/informasi sebagai bahan untuk mengadakan penilian terhadap proses belajar mengajar.
- Demokratis :
Menjunjung tinggi asas musyawarah, kekeluargaan, menerima pendapat orang lain.
- Kooperatif :
Mengembangkan usaha bersama untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
- Konstruktif dan kreatif :
Membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
- Sasaran Supervisi :
Supervisi ditujukan kepada situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan secara optimum dimana terjadi proses interaksi antara guru dengan murid dalam belajar dan mengajar. Bila proses interaksi itu diuraikan akan terdapat sebagai berikut :
- Tujuan khusus belajar mengajar.
- Materi dan kegiatan belajar mengajar.
- Metode pengorganisasian kegiatan belajar.
- Cara menggunakan alat ( media pelajaran ).
- Cara mengevaluasi proses hasil belajar murid.
- Cara membimbing dan melayani murid terutama yang mengalami kesulitan belajar.
- Reaksi mental guru terhadap tugas mereka.
5. Teknik Supervisi :
Ada bermacam-macam teknik supervisi yang kita kenal ialah :
a. Kunjungan Kelas ( classroom visitation ) kunjungan ini dapat diberitahukan atau melalui undangan guru.
b. Observasi kelas ( classroom observation ) dalam hal ini yang diobservasi adalah usaha dan kegiatan murid dan guru dalam KBM. Cara menggunakan media pengajaran. Mengorganisir KBM dan faktor penunjang lainnya.
c. Percakapan pribadi ( individual conference ) diantaranya adalah mengembangkan segi-segi positif dari kegiatan guru. Mendorong guru mengatasi kelemahan dalam mengajar. Mengurangi keraguan guru dalam mengahadapi masalah KBM.
d. Saling kunjung- mengunjungi ( intervisitation ), seorang guru mengunjungi rekannya yang sedang mengajar untuk menambah pengalaman. Beberapa orang guru mengikuti rekan yang lain yang sedang memberi pelajaran contoh.
e. Musyawarah, rapat, lokakarya, dan karya wisata.
f. Memanfaatkan mess media, brosur, edaran ,pengumuman dan internet.
g. Penyediaan perpustakaan khusus duru.
h. Penyediaan format supervisi untuk menilai diri sendiri.
Selanjutnya dari uraian diatas dapat dilengkapi dari pernyataan Drs. Ngalim Purwanto , dalam supervisi ada tiga tipe yaitu :
1. Supervisi sebagai inspeksi :
Dalam manajemen kita jumpai kepemimpinan yang otokratis. Disini supervisi berarti menginspeksi atau meneliti dan mengawasi apakah instruksi atasan telah dikerjakan oleh bawahan ( guru ).
2. Tipe laisses faire ( bebas ) :
Disini guru dibiarkan menjalan tugas sesuai dengan yang mereka inginkan, kepala sekolah tidak memberikan petunjuk , saran atau koordinasi.
3. Tipe Demokratis :
Disini kepemimpinan pendidikan dilaksanakan secara kooperatif, tanggungjawab tidak dipegang sendiri oleh supervisor tetapi dibagikan kepada bawahan sesuai dengan keahlian dan kecakapan masing-masing.
Sejalan dengan uraian diatas, dibawah ini akan kami kemukakan penegasan Drs. Piet Sahertian dkk, bahwa sasaran supervisi pendidikan pada hakekatnya menyentuh pertumbuhan jabatan guru ( professional growth ) yang meliputi tiga aspek sebagai berikut :
a. Bagaimana membantu guru dalam profesi guru.
b. Bagaimana membantu guru dalam relasi pedagogis dengan murid-murid. Sebab pendidikan pada hakekatnya adalah hubungan antara guru dan murid.
c. Bagaimana membantu pengembangan sikap profesional guru yang meliputi moral dan kegairahan kerja, kode etik jabatan dan semangat bersatu dalam kelompok.
Menurut beliau, berbagai teknik supervisi pendidikan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1. Teknik supervisi individu, yang meliputi :
- kunjungan kelas
- observasi kelas
- percakapan pribadi
- saling mengunjungi kelas
- menilai diri sendiri.
2. Teknik supervisi kelompok, yang meliputi :
- pertemuan orientasi guru baru
- rapat guru
- studi kelompok antara guru
- diskusi
- tukar menukar pengalaman
- lokakarya
- seminar dan simposium
- demonstrasi mengajar
- perpustakaan jabatan
- mengikuti kursus
- perjalanan sekolah untuk staf sekolah
- Memanfaatkan berbagai media .