Senin, 01 April 2013

Masa kecilku 5 ( umbul )



Mainan Umbul

                Untuk teman-teman yang lahir pada tahun 70-80 han atau boleh dibilang sebagai “generasi jadul” tentu masih ingat mainan yang satu ini, mainan dari kertas bergambar dalam bentuk frem per frem ini dahulu sangat populer sekali. Seperti yang penulis alami kala masih anak-anak dulu. Sekedar bernostalgia maka kali ini penulis ingin mengangkat mainan umbul  dalam blog ini. he, he.
 Umbul tema tokoh Wayang (foto repro GK)

Asal Usul Umbul :
            Umbul adalah sebuah mainan bocah tempoe doeloe berupa gambar yang mungkin keberadaannya sekarang sudah dimakan zaman, dalam artian  sudah tidak ada alias al-marhum “ wis ora ono ambune “ . Tidak ada catatan resmi asal dari mainan umbul ini, menurut cerita orang tua penulis yang kini sudah kakek dan nenek, umbul ini dulu mainan orang-orang  cina peranakan, dan umbul ini katanya sudah ada sejak zaman Jepang kala menjajah Indonesia tahun 40 an. Itu artinya keberadaan umbul sudah ada sejak lama .
Umbul ini dahulu dicetak dalam dua model, model kecil dan model besar. Model kecil berisi 50 frem dengan masing-masing frem berukuran kurang lebih 3x4 cm. Dicetak berwarna diatas kertas karton putih agak tipis dan dibaliknya kosong tanpa ada cetakan, alias polos. Sedangkan model besar berisi 36 frem, masing-masing frem berukuran 4x6 cm. Dicetak berwarna diatas kertas karton agak tebal dan dibaliknya terdapat cetakan lagu-lagu jadul  semisal lagunya Rafika Duri, Bob Tutupoly, Rhoma Irama dll.
            Masing-masing frem gambar biasanya diberi nomor urut dalam lingkaran kecil dipojok atas kalau nggak di kiri ya di kanan, dan biasanya lagi dibawahnya terdapat teks yang menjelaskan maksud gambar tersebut secara berurutan. Tema dari umbul ini biasanya tema-tema film yang lagi laris di pasaran, semacam Batman dan Robin, Rin tin tin, dan tokoh-tokoh hero yang lain. Ada juga tema umbul mengambil nama-nama buah, sayuran, tokoh pewayangan dll.
 salah satu umbul tema tokoh hero (foto repro)
            Umbul baru dari toko ini dahulu waktu penulis masih anak-anak dibawah umbul tercetak logo GK dengan gambar gunung yang sedang meletus, yang dikandung maksud umbul ini cetakan dari penerbit dan percetakan “ Gunung Kelud “ yang beralamatkan di Jalan Kedung Doro No. 28 Sawahan Surabaya. Umbul ini dahulu untuk model kecil seharga 10 rupiah sedangkan umbul model besar seharga 25 rupiah, ini harga di tahun 70 an. Penulis kecil dahulu mempunyai ribuan umbul ini, baik dari hasil membeli atau menang umbul. Umbul-umbul ini di kareti dengan gelang karet biar tidak tercecer, dan umbul yang sudah terpotong ini biasanya tercampur dengan tema-tema yang lain, ada yang baru dan ada yang sudah lusuh. Bahkan penulis kala itu mampu menjualnya kembali kepada teman-teman sepermainan untuk dimainkan dengan harga lebih rendah dari pada harga umbul baru.

Cara memainkannya :
            Umbul baru atau hasil membeli dari toko ini masih berupa lembaran, untuk memainkannya harus melalui digunting terlebih dahulu, mengguntingnya ini biasanya ditempat alur gunting yang telah disediakan. Sehingga umbul yang telah terpotong ini menjadi potongan-potongan per frem dan siap dimainkan.
            Untuk memainkan umbul ini biasanya ada dua sampai tiga pemain, masing-masing pemain menyediakan satu umbul yang dijadikan jagoan, dalam bahasa jawa terkenal dengan sebutan “Gacuk”. masing-masing gacuk ini kemudian di kumpulkan dengan gacuk-gacuk peserta yang lain, kemudian gacuk-gacuk ini dicepit jari tangan dan dilempar ke udara, dalam bahasa jawa terkenal dengan sebutan di “umbulno” dari kata umbul yang berarti di lempar. Dari bahasa diumbulno inilah nama mainan ini terkenal dengan nama “Umbul”.
            Gacuk-gacuk atau jagoan dari masing-masing peserta ini setelah dilempar ke atas/udara, gacuk ini akan jatuh berhamburan ke tanah, barang siapa yang gacuknya telungkup ( mengkurep/gambarnya tidak kelihatan ) berati dia kalah, sedangkan gacuk yang jatuhnya terlentang ( mlumah/gambarnya kelihatan ) berarti dia yang menang. Bila pesertanya tiga berarti ada dua gacuk yang mlumah, berari dua gacuk yang yang mlumah tadi harus di lempar lagi, mungkin salah satunya ada yang tengkurap dan satunya terlentang, kalau kedua-keduanya  tengkurap/ mengkurep maka permainan umbul dimulai lagi sampai ada satu pemenang. Peraturannya barang siapa yang kalah berarti memberi umbul cadangan “ jondo “ kepada pemain pemenang sesuai dengan kesepakatan awal dalam membayarnya, baik satu-satu, atau dua dua dan seterusnya, bila pemainnya tiga berarti pemenang mendapatkan umbul dari dua peserta yang kalah.

Main curang :
            Adakalanya pemain umbul ini main curang dengan jalan mengelem dua buah gacuk yang sama gambarnya, karena kedua sisi nya ada gambarnya yang sama, maka pemain curang biasanya menang karena gacuknya selalu terlentang terus. Main curang ini kalau ketahuan pemain yang lain akan berakibat pertengkaran. Selain mengelem gacuk umbul, adalagi cara curang yang dipraktikkan, diantaranya adalah dengan melentingkan gacuk dan menempelkan sabun pada sisi luar gacuk yang tidak ada gambarnya.
 Umbul tema buah-buahan (foto repro)

Tak sengaja :
            Kenangan mainan umbul ini terlintas secara tak sengaja, gara-gara penulis membongkar almari perpustakaan pribadi yang lama tak pernah dibersihkan dan kebetulan disitu masih terdapat beberapa buku pelajaran waktu penulis masih anak-anak. Diantara buku-buku lama itulah di salah satu halaman tengahnya  terselip umbul model kecil yang belum terpotong dan kedaannya terlipat rapi. Dari buku lama ini pula kenangan lama penulis terkuak begitu saja, seakan penulis terlempar empat puluh tahun yang lalu dengan segala kenangan lucu yang tak mungkin penulis temukan pada saat sekarang ini. ya umbul yang kini tinggal namanya saja, umbul yang terekam manis dalam kehidupan penulis.

2 komentar:

  1. andaikan dicetak ulang diprmosikan sebagai barang kenangan

    BalasHapus
  2. https://www.facebook.com/groups/356558791105535 mari bernostalgia

    BalasHapus