Minggu, 31 Maret 2013

Masa Kecilku 4 ( panggalan )



Panggalan
Panggalan atau yang lebih populer disebut gasing, merupakan permainan yang mendunia. Hampir diberbagai belahan dunia mainan gasing ini ada. Asal usul mainan gasing ini tidak jelas berasal dari negara mana gasing ini berawal. Gasing ini diberbagai belahan dunia memiliki corak dan macam yang berbeda-beda, ada yang terbuat dari kayu, bambu, plastik, bahkan ada yang membuatnya dari bahan besi.
 Model Panggalan (foto repro)
Gasing atau di Jawa terkenal dengan “panggalan”  umumnya terbuat dari bahan kayu yang dibubut dengan mesin bubut. Kayu terbaik untuk bahan panggalan ini adalah kayu petai cina ( petet ). Karena kayu ini memiliki tekstur padat dan kuat, ini dimungkinkan panggalan tak mudah pecah saat dimainkan. Panggalan ini baru bisa dimainkan bila ada alat untuk memainkannya, alat tersebut bernama “ Uwet”, uwet ini semacam tali yang dipilin terbuat dari serat kayu kering ( agel ) yang panjangnya mencapai sekitar satu meteran lebih. Uwet ini dipilin dari besar di pangkalnya dan terus menerus dipilin agak mengecil di ujung satunya. Uwet ini kemudian dililitkan pada leher gasing dengan kencang kemudian gasing ini dilempar pada tanah dan seketika itu tali uwet tersebut ditarik, sehingga gasing yang terlempar dan tertarik ini akan berputar kencang setelah mendarat dipermukaan tanah.
Cara memainkan panggalan :
            Untuk memainkan panggalan dibutuhkan keahlian dan latihan-latihan khusus, panggalan biasanya dimainkan bersama-sama dengan pemain yang lain, biasanya empat sampai enam pemain tergantung kenbutuhan. Langkah-langkah memainkannya :
1.      Semua peserta/ pemain melempar gasing secara bersama sama di permukaan tanah setelah di beri aba-aba terlebih dahulu, maka gasing akan berlomba berputar selama mungkin, gasing yang berhenti berputar terlebih dahulu disebut gasing mati, berarti pemain tersebut mendapat julukan “ukek”, gasing yang mati kedua mendapat giliran pemukul pertama, gasing yang mati ke tiga mendapat giliran pemukul ke dua dan seterusnya. ukek ini nantinya akan melempar gasing pertama kali untuk dipukul pemain ke dua dan seterusnya.
2.      Ukek melempar gasing di permukaan tanah, kemudian gasing ukek ini akan dipukul oleh pemain yang mati kedua, kemudian gasing urutan kedua ini akan dipukul pemain ketiga dan seterusnya.
3.      Bila gasing yang dipukul pemain pemukul ini masih berputar dan tidak mati, maka pemain yang gasingnya masih berputar ini naik peringkatnya.
4.      Pemain pemukul gasing yang mengalami kegagalan dalam memukul mendapat julukan “kebluk”, kebluk ini biasanya dalam memukulnya tidak mengenai gasing lawan, sehingga hanya mengenai tanah. Pemukul kebluk ini mendapat hukuman menjadi ukek, artinya pemain kebluk tidak berhak memukul melainkan hanya melempar gasing untuk dipukul lawan.
 Main panggalan (foto repro kaskus)
Hukum dan aturan main panggagalan / gasing ini diwariskan turun temurun sejak zaman nenek moyang sampai sekarang. Penulis kecil dulu juga termasuk maniak panggalan ini, penulis dahulu sering main panggalan ini biasanya kalau pas bulan ramadhan, bersama-sama teman satu pesantren, main panggalan ini biasanya setelah sholat asar sampai menjelang magrib, hitung-hitung nunggu berbuka puasa sambail main panggalan.
Main panggalan ini tidak ada waktu atau musim yang pasti, sifatnya hanya musiman, kalau pas musim ya pada main semua, kalau tidak musim ya bisa bertahun-tahun tidak main panggalan. Yang perlu  diperhatikan dalam main panggalan ini adalah penonton atau pemain tidak boleh berada dalam posisi di tempat tempat terpentalnya panggalan ini, sangat dimaklumi bila panggalan yang terpental akibat dari pukulan lawan ini bisa mengenai pemain atau penonton, maka disarankan penonton melihat dari kejauhan.

1 komentar:

  1. kunjungan baliknya pak : www.azizyzone.blogspot.com

    BalasHapus