Sabtu, 06 April 2013

Masa Kecilku 6 ( mercon bumbung )



Mercon Bumbong

Mercon bumbong atau meriam bumbung adalah mainan jadul yang masih eksis hingga kini, mainan yang terbuat dari potongan bambu ini sangat populer terutama memasuki bulan ramadhan, karena mercon bumbong ini identik dengan mainan tradisi pada bulan ramadhan di Nusantara terutama di Jawa. Mercon bumbong ini biasa musim tanpa ada yang mengomando, entah karena sebab apa  sehari dua hari memasuki ramadhan, anak-anak biasanya langsung beramai-ramai membuatnya, kemungkinannya adalah meramaikan dan mensyiarkan kedatangan bulan ramadhan sebagai bulan suci bagi umat Islam.
Seperti yang penulis alami pada waktu masih anak-anak, mercon bumbong ini sesalu ada dan dibuat hanya pada pas bulan suci Ramadhan, itung-itung dengan bermain mercon bumbong ini perasaan lapar dan haus sedikit lebih terobati dengan bermain mercon yang satu ini. mercon bumbong ini biasanya dimainkan bersama-sama mercon bumbong yang lain, bisa dua sampai empat secara bersamaan, atau beregu malah semakin seru. sehingga kalau regu yang lain mercon bumbong nyalanya kurang keras (ngobos) bisa diejek atau ditertawakan bersama-sama.

 Main mercon bumbung ( foto repro )
Asal usul :
Tidak ada kejelasan asal-usul mercon bumbong ini, ada pendapat berbagai versi yang mengatakan mercon bumbong ini adalah merupakan budaya lokal dari menjiplak penjajah bangsa Portugis pada abad ke 6 masehi, yang dalam peperangannya melawan tentara pribumi menggunakan meriam sebagai senjata utamanya di berbagai peperangan di Nusantrara. Dari kehebatan senjata meriam ini mengilhami penduduk pribumi untuk meniru dengan membuatnya dari batang bambu. Meski mercon bumbung ini dalam sejarahnya tidak dipakai dalam peperangan, minimal cara kerja meriam  sudah dikenal melalui mercon bumbong ini.

Cara membuatnya :
Mercon bumbung umunya dibuat dari bambu, yang terbaik menggunakan bambu dari jenis ori atau petung, karena alasan kuat dan ulet, bambu sebaiknya dipilih  yang sudah cukup tua karena bambu yang masih muda hasilnya kurang baik dan cenderung mercon bumbong mengalami mengkerut. Cara membuatnyapun sangat sederhana :
1.      Potonglah bambu dengan gergaji, dengan ukuran panjang lebih kurang 150 cm atau sekitar 4 ruas bambu.
2.      Setelah bambu terpotong, pada ujungnya kemudian di lobangi menggunakan linggis sebagai upaya untuk menjebol batas ruas bambu, dan pada pangkalnya batas ruas bambu dibiarkan tidak di jebol .
3.      Buatlah lobang pada pangkal bambu kira-kira sebesar ibu jari sebagai tempat menyulut mercon bumbong nantinya.
4.      Ikatlah ujung bambu dengan kawat sebagai penguat mercon bumbong, alasannya sewaktu mercon bumbong digunakan biasanya kalau tidak di ikat mercon bumbong akan pecah.

Cara Memainkannya :
1.      Tempatkan mercon bumbung pada halaman terbuka dan ujung mercon sebaiknya diberi bantalan agar keberadaanya sedikit agak mendongak ke atas. Ini dimaksudkan agar minyak tanah tidak tumpah, dan usahakan lobang sulut menghadap ke atas.
2.      Isilah mercon bumbong dengan minyak tanah, kira-kira sepertiga dari diameter bambu. Minyak tanah ini di pakai sebagai bahan pengganti bubuk misiu pada meriam sungguhan.
3.      Sediakan lilin atau lampu uplik sebagai sumber perapian untuk menyalakan sulut mercon.
4.      Sipakan juga batang lidi sebagai alat sulut mercon.
5.      Bakarlah mercon bumbong dengan menyulut api pada lubang sulut, dari pembakaran ini mengakibatkan minyak tanah dalam mercon bumbong  mengalami pemanasan,  sehingga minyak tanah berubah menjadi kabut minyak yang panas.
6.      Tiuplah lobang sulut menggunakan mulut dengan tujuan agar kabut minyak merata di dalam mercon bumbong.
7.      Sulutlah lobang sulut mercon bumbong ini dengan api menggunakan lidi, dari minyak tanah yang telah berubah kabut inilah akan menghasilkan ledakan pada mercon bumbong.

Perlu Kehati-hatian :
            Meskipun memainkan mercon bumbong ini mudah dan tidak perlu keahlian khusus, namun kita perlu hati-hati dan waspada, mengingat mercon bumbong ini dalam praktiknya menggunakan minyak tanah dan api, sangat riskan terjadi kecelakaan kebakaran dan kepercikan api, ini pernah penulis alami kala waktu kecil, saking asyiknya main dan lama sekali, mengakibatkan mercon bumbong sangat panas sekali, sehingga mercon bumbong terbakar dan menyulut alis penulis kala itu. Untuk itu dalam memainkan mercon bumbong ini perlu ada pendampingan terhadap anak-anak.

Warisan Budaya :
            Mercon bumbong  merupakan salah satu mainan tradisional yang perlu kita jaga keberadaannya sebagai warisan leluhur, mengingat di jaman sekarang ini mainan mercon bumbong telah tergeser dengan mainan yang lebih modern, sehingga keberadaannya perlu kita lestarikan. Apalagi sekarang setelah adanya program subsidi minyak tanah dikonversi dengan gas, untuk mendapatkan minyak tanah sangat sulit yang berakibat kelangsungan tradisi menyalakan mercon bumbong menjadi terkendala.
Mercon bumbong ini dahulu kecuali dipakai mainan, juga dipakai sebagai pertanda datangnya waktu berbuka puasa. Mercon bumbung yang satu ini dibuat khusus menggunakan selontong besi, yang bahan bakarnya tidak hanya menggunakan minyak tanah melainkan dicampur dengan karbit, sehingga menghasilkan dentuman yang sangat keras, mercon yang satu ini lebih populer disebut “Blegur”. Dan yang berhak menyalakannya adalah petugas khusus yang ditunjuk oleh camat,  blegur ini dinyalakan di depan kantor kecamatan sebanyak tiga kali setelah jam menunjukkan waktu berbuka puasa, sangat dimaklumi kala itu, keberadaan jam tangan dan jam dinding tidak sebanyak seperti dizaman sekarang ini, jam merupakan barang mewah yang punya hanya kalangan berduit dan kaum priyayi saja. Sehingga keberadaan blegur ini sangat berarti  dan ditunggu-tunggu sebagian besar masyarakat yang ingin berbuka puasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar